Lalu Muhammad Iqbal alumni dari Jurusan Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta baru saja dilantik menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Turki pada 7 Januari 2019 di Istana Negara. Jabatan Dubes RI untuk Turki didapatnya bukan sembarangan, dalam uji kelayakan dan kepatutan di Komisi I DPR RI.
Kariernya di dunia diplomasi terbilang sangat cepat, sebelumnya Iqbal merupakan Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia – Bantuan Hukum Indonesia (PWNI – BHI) di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI. Dari PWNI – BHI itu Iqbal mengurusi nasib anak bangsa pada level eksistensi yang paling dasar. Seperti isu perdagangan manusia, nasib pekerja Indonesia yang mengalami ancaman hukuman mati di luar negeri, dan masalah orang hilang di luar negeri. Dasar itulah yang meyakinkan DPR sehingga ia mendapatkan amanah untuk menjabat sebagai Dubes di Turki tepatnya di kota Ankara.
Iqbal adalah lulusan HI UMY angkatan 1991. Ia menjadi alumni HI UMY pertama yang masuk ke Kemenlu dan menjadi yang pertama pula sebagai Duta Besar. Kemampuan intelektualnya dalam urusan diplomasi telah dipupuk sejak masa kuliah. Putra asal Nusa Tenggara Barat ini semasa menjadi mahasiswa juga terkenal aktif dalam berbagai organisasi seperti Korps Mahasiswa HI (KOMAHI), Senat Mahasiswa (atau BEM) dan juga penerbitan kampus. Selain itu, ia juga aktif dalam Kelompok Studi ‘Lingkaran’, sebuah komunitas yang bergerak di dalam pemikiran dan tukar gagasan di kalangan mahasiswa Yogyakarta tahun 1990-an.
Dari pengalaman organisasi kemahasiswaan itulah, Iqbal mendapat kesempatan untuk melatih jiwa kepemimpinan dan kemampuan analisisnya, yang sangat penting dan dibutuhkan ketika berkarier di sebuah departemen yang menuntut keputusan tepat serta analisis tajam seperti Kemenlu. Adapun jauh sebelum ia ditetapkan sebagai Dubes RI untuk Turki, Iqbal pernah menjalani sejumlah pos penempatan di luar negeri yakni di Wina (Austria) dan Budapest (Rumania).