American Corner (Amcor) UMY bekerjasama dengan Kedutaan Besar Amerika Jakarta mengadakan sebuah workshop on Science Technology, Engineering and Mathematics (STEM) dengan tema “Engaging Method in Teaching Science” pada hari Kamis (26/4) di ruang sidang perpustakaan, gedung D lantai tiga. Workshop kali ini diperuntukkan untuk guru eksakta sekolah menengah di Bantul dan bagi para calon guru. Dalam kegiatan ini, pemateri workshop, Ed Sobey, Ph.D. selaku president northwest invention center mengungkapkan bahwa metode “fun learning” bagi siswa untuk mempelajari sains sangatlah dibutuhkan, melihat bahwa kebanyakan siswa enggan belajar sains bila dengan metode yang terasa membosankan.
Scott E. Hartman, seorang Diplomat Kedutaan besar Amerika spesialis keterlibatan publik regional mengungkapkan bahwa pembelajaran sains sangat penting untuk dikembangkan dalam metode pembelajarannya. Ia mengatakan bahwa seorang guru haruslah bisa membuat suasana kelas menjadi menyenangkan bila belajar sains. “Inovasi dari mekanisme pembelajaran sains bagi siswa sangatlah dibutuhkan. Dan bagaimana guru membantu siswa mempelajari sains dengan cara yang menyenangkan, juga sangat penting diperhatikan oleh para guru,” ungkapnya. Scott juga mengungkapkan bahwa sains merupakan sebuah pembelajaran dari sebuah kesalahan, karena tanpa adanya kesalahan dalam praktik sains, maka sains tidak terbentuk.
Dengan acara ini juga Scott menambahkan bahwa sains dapat memberikan sesuatu yang menarik bagi siswa, dan akan membuat siswa lebih penasaran dengan mata pelajaran sains tersebut. Ia kembali menambahkan bahwa dalam belajar sains tidak melulu harus menggunakan peralatan yang teknikal. Dengan menggunakan mekanisme dasarpun siswa dapat mempelajari sains. Dalam kesempatan kali ini, ia juga memberikan gambaran penggunaan bahan bekas untuk melakukan uji coba sains. “Kami ingin, selain dari belajar sains yang menyenangkan, para guru dapat memanfaatkan barang bekas di sekitarnya untuk melakukan penerapan sains yang fun,”jelasnya.
Di kesempatan yang sama, guru dari SMAN 1 Bantul, yang juga merupakan peserta workshop, Dra. Carolina Handayani, M.Pd. dan Mujiyem, MPd, Si. mengungkapkan rasa bangga atas terselenggaranya acara tersebut. Carolina mengungkapkan bahwa pebelajaran ini nantinya akan dipraktikkan dalam metode pembelajaran di sekolah, namun hanya sebatas ice breaking saja. “Kami sebenarnya ingin sekali mempraktikkan metode ini di sekolah kami, namun hanya sebatas selingan saja,”ungkapnya.
Carolin memberikan kesan yang menarik dengan adanya kegiatan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa kegiatan ini memberikan tambahan wawasan bagi guru yang ikut dalam workshop tersebut. Sebagai guru fisika, ia mengungkapkan bila siswa takut dan enggan dengan mata pelajaran eksakta. “Mata pelajaran fisika terutama, menjadi sebuah mata pelajaran yang tidak disukai bagi kebanyakan siswa. Sehingga harapan kami nantinya dengan adanya metode seperti ini, siswa dapat lebih menyukai mata pelajaran yang berbau eksakta dan dapat belajar dengan lebih gembira,” tutupnya. (Darel)