Indonesia belum sepenuhnya merdeka karena secara ekonomi kita masih dijajah oleh korporatokrasi. Eksploitasi yang masif terhadap sumber daya alam Indonesia oleh pihak asing yang ‘difasilitasi’ oleh para elit yang korup membuat kesejahteraan sulit tercapai.
Hal tersebut diungkapkan oleh tokoh bangsa Prof. Dr. Amien Rais M.A dalam seminar yang digelar dalam rangka Silaturahmi Nasional Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) Se – Indonesia pada Senin (07/03). Acara yang diselenggarakan BEM UMY ini sendiri mengambil judul “Indonesia Dalam Genggaman Korporatokrasi” dan digelar di Sportorium UMY.A
Amin mengungkapkan bahwa bangsa Indonesia tidak akan pernah sejahtera selama bangsa kita masih kita hibahkan kepada korporatokrasi asing. Selama pemain asing masih menguasai pengelolaan sumber daya alam Indonesia, keadaan ekonomi kita akan terus seperti ini.
“Sampai ubanan Indonesia tidak bakalan makmur kalau kita mash dijajah korporatokrasi” ungkapnya
Mantan Ketua MPR itu menjelaskan bahwa korporatokrasi merupakan istilah yang dipakai untuk menjelaskan perusahaan besar berskala global yang mencari keuntungan sebesar-besarnya. Korporatokarasi,masih menurut Amien, terdiri dari tujuh elemen yaitu: perusahaan besar, pemerintah, perbankan, militer, kongres atau legislatif, media massa , dan para intelektual. Ketujuh unsur tersebut yang akhirnya bersinergi dan menjadi rezim penjajah ekonomi di negara-begara berkembang.
Amien mengingatkan agar elit bangsa ini segera melakukan peninjauan ulang kerjasama Indonesia dengan perusahaan-perusahaan asing.
Saat ini ada ratusan kontrak karya yang merugikan bangsa kita yang masih berjalan dan hal tersebut sangat merugikan” tegasnya.
Lebih lanjut Amien mengharapkan ketegasan pemerintah dalam berurusan dengan korporatokrasi. Ia mencontohkan keberhasilan negara-negara seperti Bolivia dan Venezuela dalam menata ulang kontrak kerjasama mereka dengan pihak asing.
“Kalau kita mau, kita pasti bisa lepas dari korporatokrasi. Kita butuh reposisi (penataan ulang) kontrak-kontra itu” ujarnya.
Dalam pidatonya, Amien juga melontarkan tantangan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk segera membongkar korupsi oleh korporatokrasi terutama dibidang pertambangan. Karena ia mensinyalir bahwa korupsi dalam bidang eksploitasi hasil alam ini banayk merugikan Indonesia.
“ Mas Busyro berani tidak mengungkap korupsi di bidang pertambangan. Kalau berani, berarti benar-benar busyro (berita gembira) untuk bangsa Indonesia” ujarnya.
Sementara itu dalam sambutannya, Ketua BEM UMY Rubiyanto menegaskan bahwa Silatnas ini bukan semata menjalin Silaturahmi antar perwakilan BEM PTM seluruh Indonesia, namun juga menjadi ajang untuk tetap eksis baik di tingkat regional maupun nasional untuk bersatu padu dan bersinergi dalam berkonsolidasi bagi penyampaian koreksi terhadap pemerintah.
Rubi juga menyatakan harapannya bahwa seharusnya pergerakan mahasiswa mampu memberikan dampak yang sangat luas, baik itu dampak keatas maupun dampak kebawah.