Berita

Anak-Anak Bulgaria Lebih Menyukai Seni dan Permainan Tradisional Indonesia

Permainan dan kesenian tradisional Indonesia, seperti wayang kulit dan dakon, saat ini mungkin sudah tidak banyak digemari lagi oleh anak-anak Indonesia. Sebab generasi muda Indonesia saat ini sudah banyak yang beralih ke dunia digital dan gadget. Namun, lain halnya dengan anak-anak muda Bulgaria, mereka terlihat sangat tertarik dan menikmati permainan dan kesenian tradisional Indonesia. Hal itu terlihat dari antusiasme mereka saat menghadiri festival kebudayaan Indonesia yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bulgaria.

Demikian disampaikan H.E. Bunyan Saptomo, Dubes RI untuk Republik Bulgaria dan Albania, saat menjadi pembicara dalam kuliah umum “Cultural Diplomacy of RI in Bulgaria”. Kuliah umum yang diselenggarakan oleh Juruasan Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini bertempat di ruang sidang gedung AR. Fachruddin A lantai 5 Kampus Terpadu UMY, Sabtu (11/10).

Menurut Bunyan, anak-anak muda Bulgaria yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas, banyak yang menyukai permainan tradisional Indonesia, seperti dakon. “Tiap setahun sekali, kami dari KBRI selalu mengadakan festival kebudayaan Indonesia. Dan setiap kali festival itu diadakan pesertanya selalu banyak, khususnya dari kalangan anak-anak. Mereka juga terlihat sangat tertarik mempelajari dan memainkan mainan tradisional kita seperti dakon,” paparnya.

Bunyan mengatakan, anak-anak muda di Indonesia sendiri mungkin saat ini sudah banyak yang lupa cara bermain dakon. Terlebih lagi anak-anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Akan tetapi, hal itu tidak berlaku bagi anak-anak Bulgaria. “Bahkan banyak dari mereka yang juga ikut kelompok-kelompok kesenian yang kami kelola. Seperti kelompok tari, dan batik. Anak-anak juga merasa sangat senang saat kami mengadakan lomba mewarnai wayang. Anak-anak di sini belum tentu semuanya bisa mewarnai wayang dan mengerti tentang wayang,” jelas diplomat yang juga pernah mengajar di Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Hal itulah, lanjut Bunyan, yang sebenarnya menjadi salah satu upaya diplomasi antara pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Bulgaria. Dirinya beserta tim di KBRI selalu mengupayakan untuk mengembangkan kerjasama budaya antar kedua negara. “Ini salah satu upaya culture diplomacy kita, khusus di bidang kebudayaan. Untuk mengembangkan kerjasama budaya antar negara Indonesia dan Bulgaria. Selain itu, juga untuk menunjukkan bahwa Indonesia juga sama-sama multikultur. Akan tetapi, multikultur Indonesia berbeda dengan Eropa. Jika multikultur di Eropa saat ini mulai merosot dan jarang digunakan, maka Indonesia tetap berkomitmen dengan multikultur ini, karena dari multikultur itu perdamaian juga bisa terwujud,” imbuh alumnus UGM ini lagi.

Selain melakukan diplomasi melalui kebudayaan, menurut Bunyan, pihaknya juga melakukan diplomasi di bidang keagaamaan dengan mendatangkan delegasi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). “Hal ini untuk menunjukkan kepedulian kita sebagai negara yang berpenduduk mayoritas Muslim kepada penduduk Bulgaria yang minoritas Muslim. Karena penduduk Muslim di sana masih sangat membutuhkan bantuan dari saudara-saudara muslimnya yang lain,” ungkapnya.