Revolusi industri 4.0 menuntut institusi pendidikan untuk mengadopsi kurikulum kekinian agar relevan diimplementasikan. Hal tersebut tak sedikit membuat beberapa Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) terancam. Menanggapi hal tersebut, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sebagai PTM yang memiliki akreditasi unggul turut berkontribusi dalam mendampingi PTM lain khususnya dalam akreditasi.
Hal tersebut disampaikan Rektor UMY, Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto M.P., IPM pada acara Penandatanganan Nota Kesepahaman antara UMY dengan Universitas Muhammadiyah Gresik pada Rabu (06/07). “Saat ini banyak PTM yang terancam. Puluhan PTM sudah melakukan Memorandum of Understanding (MoU) kepada UMY. UMY banyak mendampingi PTM lain dalam akreditasi baik di tingkat universitas maupun akreditasi program studi,” jelasnya dalam sambutan.
Gunawan juga menegaskan bahwa ada tiga poin utama yang harus dan penting diperhatikan oleh para rektor PTM untuk keberlangsungan kampusnya. “3 hal yang tidak boleh diabaikan oleh Rektor. Pertama, memperkuat Sumber Daya Manusia (SDM). Kedua, proses pembelajaran meliputi pengontrolan terhadap proses pembelajaran, jumlah pendaftar, jumlah mahasiswa lulus tepat waktu, sampai pada data mahasiswa yang bekerja 3 hingga 4 bulan pasca menjadi alumni, sebab inilah yang menjadi nyawa kita. Ketiga, memperhatikan lembaga pembelajaran,” tegas Gunawan.
Prof. Dr. Ir. Sukamta, S.T., M.T., IPM, Wakil Rektor Bidang Akademik UMY memaparkan kurikulum yang berkembang saat ini salah satunya Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Sehingga, perlu adanya penyesuaian sistem di dalam universitas.
“UMY sendiri mengikuti program MBKM Dikti. Tidak hanya itu, UMY juga memiliki MBKM mandiri yang diinisiasi oleh UMY sendiri. Beberapa hal yang sedang kita kembangkan diantaranya kurikulum berbasis Outcome Based Education (OBE) dan sedang dalam penerbitan SK Rektor, menyangkut biaya juga kita susun, serta software. Sehingga melalui software untuk memberi potrait kompetensi mahasiswa yang semakin komprehensif,” ungkap Sukamta.
Lebih lanjut berangkat dari transmigrasi kurikulum pendidikan di era revolusi 4.0 tersebut, lini pendidikan menjadi fokus kerjasama di tahap pertama antara UMY dengan UM Gresik. Melalui MoU ini, Dr. Eko Budi Leksono, S.T., M.T., Rektor UM Gresik, berharap UM Gresik dapat belajar bersama UMY untuk memperbaiki kekurangan terlebih dalam penjaminan mutu. “Semoga melalui kerjasama ini kami dapat ngangsu kawruh (menimba ilmu) dengan UMY. Termasuk penjaminan mutu yang perlu diperhatikan karena masih ada kekurangan dan harus kami kembangkan,” ujar Rektor UM Gresik dalam sambutan. (NSN)