Berita

Angkat Isu Mualaf Suku Akit, Santoso Raih Gelar Doktor

Suku Akit merupakan suku asli yang mendiami beberapa pulau di Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Pelalawan. Suku ini masih tertutup dan enggan membuka diri dengan masyarakat luar karena ingin mempertahankan adat dan identitas asli, namun sebagian penduduk sudah membaur dengan masyarakat luar hingga beberapa sudah memeluk agama Islam.

Berangkat dari fenomena tersebut, Santoso melakukan penelitian disertasinya yang berjudul “Motivasi Belajar Agama Islam pada Mualaf Suku Akit”. “Mualaf suku Akit kurang akan fasilitas belajar dan kekurangan guru hingga sedikit mendapatkan ilmu dan pemahaman akan agama Islam,” kata Santoso dalam sidang disertasinya di ruang sidang gedung pascasarajana Kasman Singodimejo pada sabtu, (17/11).

Santosa mengatakan sebagai minoritas mualaf, suku Akit kurang diberi perhatian oleh pemerintah setempat. Seperti tidak ada bantuan dana terkait pembangunan mushalla juga tempat pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Padalah hal tersebut tentu akan sangat berpengaruh bagi motivasi belajar akan ilmu dan agama Islam.

Selain itu, lokasi dari kaum mualaf suku Akit yang berada di pelosok juga menjadi tantangan bagi para guru agama Islam untuk memberikan pendidikan agama Islam kepada mualaf suku Akit. “Pemerintah tentu harusnya lebih memperhatikan lagi penduduk mualaf suku Akit ini. Walau hingga saat ini mereka masih bisa bertahan dan berkembang tapi dukungan dari lingkungan sekitar khususnya pemerintah merupakan motivasi bagi mereka,” jelas Santoso.

Berkat disertasinya ini Santoso berhasil lulus dari program doktor psikologi pendidikan Islam dengan predikat sangat memuaskan. “Motivasi akan belajar agama Islam terutama bagi kaum minoritas mualaf di suku pelosok seperti suku Akit memang masih tumbuh walau dengan beberapa keadaan yang kurang mendukung mereka. Oleh karena itu saya harap pemerintah perlu memberi dukungan lebih bagi mereka, yang merupakan kaum minoritas muslim di sana,” ungkapnya. (Pras)