Berita

Antisipasi Kebohongan Media Dengan Pelatihan Jurnalistik di Usia Muda

Disaat maraknya kebohongan media, perlu adanya pendidikan tentang  media yang serius  di usia muda. Salah satu bentuk kebohongan tersebut adalah dalam bidang fotografi jurnalistik. Untuk  itu dalam menciptakan seorang jurnalis foto yang mempunyai  kesadaran kritis dan jujur dalam menyampaikan berita dalam bentuk fotografi maka harus dipahami dulu etika jurnalistik.

Demikian disampaikan oleh Tunggul Setiawan seorang pakar fotografi Yogayakrta  dalam  Workshop  Gladih Tangguh Jurnalistik  yang diikuti oleh siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) se-DI Yogyakarta di ruang sidang AR. Fahruddin B Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY),  Kamis (28/06). Workshop ini merupakan rangkaian acara Communications Fiesta (CF) 2012 yang diselenggarakan oleh Prodi Ilmu Komunikasi (IK)  UMY.

Dalam penyampaian materi mengenai photography nya Tunggul menyatakan bahwa seorang jurnalis harus berhati- hati dalam meliput dan mendokumentasikan suatu berita. Menjadi seroang jurnalis harus memiliki sifat jujur dan dapat dipercaya dalam memberikan informasi kepada masyarakat. “Seorang jurnalis itu berarti mewartakan kejujuran dan bukan memanipulasi keadaan” ungkapnya.

Dalam penyampain materinya Tunggul memperlihatkan beberapa slide mengenai foto-foto yang dimanipulasi sehingga terlihat bahwa foto itu benar. Foto tersebut antara lain foto pesawat yang menabrak gedung WTC di Amerika, foto busung lapar di Afrika, foto Tsunami di Aceh dan beberapa foto lainnya.

Tunggul juga memaparkan dalam keadaan genting seorang jurnalis harus bisa memperhitungkan keadaan dimana seorang jurnalis yang handal dapat memposisikan dirinya, kapan dia harus meliput bertita dan kapan dia harus turun tangan untuk menyelesaikan masalah, “Misalnya dalam kejadian bencana alam seorang jurnalis foto harus tahu kapan dia dia meliput, memotret, menolong korban ataupun lari menghindar dari bencana tersebut” paparnya.

Selain Tunggul dalam workshop gladih tangguh jurnalistik ini juga hadir sebagai pembicara wartawan Radar Jogja Ikhwanuddin. Dalam materinya menjelaskan bagaimana seharusnya seorang jurnalis mewartakan berita pada masyarakat. “Dalam mewartakan berita tersebut harus sesuai dengan fakta supaya tidak menimbulkan keresahan di masyarakat nantinya” jelasnya.

Usai pelatihan tersebut para peserta yang terdiri dari siswa-siswi SMA diajak untuk melakukan peliputan di beberapa wilayah di Kampus Terpadu UMY. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai bentuk pengaplikasian materi yang telah diberikan sebelumnya.