Berita

Bahasa Indonesia Mengalami Degradasi, KOMAHI UMY Adakan Debat Bahasa Indonesia Tingkat Nasional

Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dari tahun ke tahun telah mengalami degradasi. Penurunan tersebut bukan hanya terjadi di kalangan remaja, namun juga para pendidik di Indonesia yang memiliki kemampuan Bahasa Indonesia yang juga rendah. Seperti di lansir oleh media online kompas.com, dari uji kemahiran Bahasa Indonesia oleh Pusat Bahasa Depdiknas tahun 2008, dari 100 sampel hasil tes UKBI pendidik, hanya 9 orang dalam peringkat unggul, 49 Madya. 41 Semenjana, dan 1 Marginal. Tidak ada predikat Istimewa (816-900) dan sangat unggul (717-815).

Dilihat dari permasalahan tersebut, Korps Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (KOMAHI UMY) Divisi Bahasa dan Budaya, menyelenggarakan Kompetisi Nasional Debat Mahasiswa (KONBAWA) yang diikuti oleh 20 Universitas se-Indonesia. Adapun tema yang diperdebatkan yaitu Bahasa dan Budaya sebagai pilar tatanan bangsa. Menurut Falka Haidar selaku ketua panitia, saat ditemui pada Sabtu (25/2) mengatakan dengan diadakannya kompetisi tersebut bertujuan agar para mahasiswa sadar bahwa penuturan Bahasa Indonesia yang baik dan benar harus tetap dijaga.

“Dengan diadakannya kompetisi ini, kami melihat minat-minat mahasiswa itu mereka lebih tinggi di minat Bahasa dan budaya. Terlebih saat ini sudah banyak Bahasa Indonesia yang telah terdegradasi dari Bahasa asing. Sehingga dengan diadakannya debat Bahasa Indonesia ini tujuannya untuk menciptakan terobosan baru dan untuk mengetahui terkait ada tidaknya manfaat dari Bahasa dan budaya sebagai pilar tatanan bangsa,” papar Falka.

Terkait dengan teknis penilaian, Falka mengatakan lebih lanjut bahwa kompetisi tersebut mengadaptasi sistem debat parlementer (Asian Parliamentary Debate) yang mana setiap peserta diharuskan untuk mengeksplorasi alasan-alasan di belakang setiap sudut pandang. “Terdapat dua tim yang saling berdebat, masing-masing tim terdiri dari tiga pembicara yang secara bergiliran akan menjadi pembicara pertama, kedua, dan ketiga. Salah satu tim akan menjadi tim pemerintah yang mendukung mosi, sedangkan tim yang lain akan menjadi tim oposisi yang akan melawan mosi. Sementara kami menyediakan 10 mosi yang mereka pilih,” jelasnya.

Kompetisi yang telah dilaksanakan pada tanggal 24 hingga 25 Februari 2017 tersebut memperebutkan piala Gubernur DIY untuk juara I, piala Bupati Bantul untuk juara II, serta piala rektor UMY bagi best speaker kompetisi tersebut. “Para pemenang yang berhasil menjuarai debat tersebut yaitu Tim Donggo dari Universitas Indonesia. Sedangkan juara II diraih oleh Tim Dayak dari Universitas Airlangga, sementara peraih best speaker atas nama Yudha Moningka dari Universitas Panca Budi Medan,” sebut Falka. (hevi)