Berita

Bangun Bangsa Maju dan Mandiri Dengan Munculkan Budaya Inovasi yang Berdaya Saing

Untuk membangun karakter bangsa lebih maju dan mandiri, penduduknya perlu memunculkan budaya inovasi yang dapat bersaing di kancah internasional. Sumber daya alam melimpah yang dimiliki bangsa ini jangan sampai membuat terlena, namun hal tersebut justru memacu untuk melakukan inovasi dalam segala aspek.

Hal diatas diungkapkan oleh Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M) sekaligus keynote speaker  Prof. Agus Subekti, M.Sc, Ph. D dalam  seminar nasional Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke- 25 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di ruang sidang AR. Fachruddin B UMY, Rabu (11/07) yang bertema “Budaya inovasi membangun karakter bangsa mandiri”

Agus menjelaskan inovasi dapat menjadi tolak ukur kemajuan suatu bangsa, tingkat daya saing bangsa, masa depan bangsa serta kemandirian bangsa. “Dengan inovasi, kita dapat melihat apakah bangsa itu maju atau mundur dan kita dapat melihat masa depan bangsa tersebut cerah, mandiri atau malah sebaliknya. Oleh sebab itu inovasi merupakan titik penting bagi kemajuan bangsa kita” jelasnya.

Agus menambahkan, unsur inovasi bukan hanya terletak pada bidang akademik atau intelektual di lembaga pendidikan saja, namun juga terletak dalam berbagai aspek. “ Dalam inovasi tersebut bukan hanya sekedar pengembangan akademik, namun juga bagaimana kita meningkatkan spritual, emosional serta sosial. Hal itu dapat kita tingkatkan dengan mengasah atau mengolah hati, pikir, rasa dan ragasehingga terbentuklah generasi yang berkualitas tinggi,” jelasnya.

Seminar ini juga menghadirkan Koordinator seleksi wirausaha muda mandiri, Ibnu Wahid Fakhrudin Aziz, STP, MT yang membahas bagaimana cara menumbuhkan budaya inovasi bagi generasi muda dan memberikan keuntungan investasi. Ia memaparkan cara bagaimana inovasi dapat menghasilkan uang, karena dengan menghasilkan uang maka inovasi selanjutnya dapat dibiayai. “setiap inovasi harus memberikan pemasukan investasi, dengan investasi nantinya kita memiliki biaya untuk mengadakan inovasi baru lagi” terangnya.

Sementara itu, Prof. Djamaludin Ancok,Ph. D mengungkapkan suatu inovasi juga harus diimbangi dengan rasa kemandirian dan percaya diri. Ia menguraikan betapa pentingnya karakter mandiri yang dimiliki generasi muda untuk keunggulan bangsa.  Karakter kemandirian yang diharapkan tersebut belum sepenuhnya ada dalam sistem pendidikan Indonesia . “Sistem pendidikan kita saat ini yang tidak memacu seseorang untuk berinovatif. Kita bisa melihat dalam sistem pendidikan kita yang terpaku pada peraturan-peraturan yang membuat mahasiswa dalam hal ini takut untuk membuat sesuatu yang berbeda” jelas Djamaludin.

Djamaludin menambahkan sifat tabah apapila penelitian yang dilakukan mengalami kegagalan, dan selalu mencobanya serta tidak mudah putus asa. Mandiri, sebenarnya rasa mandiri itu membuat kita membuat inovasi-inovasi baru yang  lebih kompetitif.  “Seorang inovator harus memiliki rasa tabah, mandiri, dan berani” tambahnya.