Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqoh (Lazismu) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) meresmikan Gedung Djarnawi Hadikusumo, Pondok Pesantren Muhammadiyah Quran School (MQS) pada Minggu (29/12) di Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pembangunan pesantren MQS ini merupakan salah satu langkah Muhammadiyah dalam mencetak generasi unggul melalui pendidikan.
Manajer Lazismu UMY, Muhammad Samsudin, S.Ag., M.Pd., menjelaskan bahwa meskipun peletakan batu pertama baru dilakukan pada 6 Oktober lalu, dan sudah diresmikan hanya dalam waktu kurang dari 3 bulan, namun peresmian ini bukanlah akhir, melainkan hanya simbol selesainya tahap pertama pembangunan gedung Djarnawi Hadikusumo di Pondok Pesantren MQS.
Samsudin menekankan bahwa Muhammadiyah memiliki kekuatan besar, terutama dari segi ideologi dan amal usaha yang luar biasa. Oleh karena itu, pesantren MQS ini, sebagai salah satu amal usaha Muhammadiyah yang di dalamnya akan terjadi proses kaderisasi harus dijaga dengan baik dari kepentingan pribadi atau golongan.
“Kaderisasi itu seperti mengamati pohon pisang berproses dalam siklus hidupnya. Lewat filosofi itu, kita harus terus berusaha melahirkan kader-kader yang siap melanjutkan perjuangan ini,” ujarnya.
Salah satu cara menyelamatkan organisasi adalah dengan melakukan proses kaderisasi yang baik. Oleh karena itu, ia berharap, dengan diresmikannya gedung ini, Pondok Pesantren MQS dapat menjadi tempat lahirnya generasi penerus yang akan melanjutkan jihad dakwah Muhammadiyah, baik di tingkat lokal, nasional, bahkan internasional.
“Semoga pondok pesantren ini akan melahirkan kader-kader muda yang memperkuat gerakan dakwah Muhammadiyah di seluruh Indonesia,” tambahnya.
Muh Samsudin juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga wakif, khususnya Bapak Joharto, yang telah mewakafkan tanah untuk pembangunan pesantren ini.
“Semoga amal ibadah beliau diterima oleh Allah SWT, dan keluarga yang mewakafkan tanah ini mendapatkan pahala yang berlimpah,” harapnya.
Sementara itu, H. Purwono, Ketua Panitia Pembangunan Pondok Pesantren MQS, menceritakan perjalanan panjang wakaf tanah tersebut yang 11 tahun lalu diwakafkan oleh keluarga Bapak Joharto.
“Saya masih ingat betul ketika Bu Siwuh datang dengan sepeda ontel dan pakai jarik, menyatakan niatnya untuk mewakafkan tanah seluas 1000 meter persegi. Saat itu, saya hampir tidak percaya,” cerita H. Purwono.
Meskipun saat ini santri MQS masih berjumlah 15 orang, namun ia yakin suatu saat jumlahnya bisa mencapai 3000 santri. Apalagi dikatakan, seorang warga dari kalangan Nahdatul Ulama (NU) belum lama ini juga mewakafkan tanahnya seluas lebih dari dua ribu meter yang berlokasi hanya 100 meter dari MQS.
“Dengan tambahan tanah tersebut, pembangunan pesantren ini saya yakin akan semakin besar dan kokoh,” lanjut H. Purwono.
Pondok Pesantren MQS ini diresmikan secara langsung oleh Rektor UMY, Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto., M.P., IPM., ASEAN Eng., didampingi oleh Ir. Ahmad Syauqi Soeratno, MM., Anggota DPD RI Dapil DIY 2024-2029, Ketua PDM Bantul, Ketua PDA Bantul, Kapolsek Kasihan, Danramil Kasihan, dan Keluarga Wakif. (Mut