Berita

Bantu Atasi Permasalahan UMKM DIY, FEB UMY Inisiasi Jadi Pelaku Pengembangan UMKM

Di era revolusi industri 4.0 transformasi pendidikan tinggi dapat dikatakan bersitaf akseleratif. Fenomena tersebut menimbulkan keharusan bagi setiap perguruan tinggi di Indonesia untuk mengikuti proses percepatan. Dalam rangka mendukung transformasi pendidikan tinggi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Pendirian Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)” yang diselenggarakan pada Kamis (29/08) di Ruang Sidang FEB Gedung KH. Hadikusumo Lantai 2 UMY. FGD ini dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) Tahun 2024.

Hellen Phornica, STP, M.Si selaku Kepala UPT Balai Layanan Bisnis UMKM DIY menjelaskan bahwa pelaku UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun 2024 dapat dikatakan mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Dimana pada tahun 2024, sebanyak 344.757 UMKM sudah tergabung dalam Dinas Koperasi dan UMKM DIY. Walau dengan demikian, Hellen mengatakan masih terdapat beberapa permasalahan pada pelaku UMKM dan menjadi tantangan yang perlu dihadapi bersama.

Permasalahan pertama berkaitan dengan Sumber Daya Manusia (SDM). SDM ini mencakup kompetensi, fasilitasi, dan keterampilan anggotanya. Hal ini menjadi permasalahan yang paling sering ditemukan. Kedua, pada aspek kelembagaan mencakup standarisasi UMKM. Dimana banyak pelaku UMKM yang tidak memerhatikan legalitasnya. Padahal legalitas menjadi hal yang sangat penting bagi konsumen. Ketiga, yaitu permodalan. Beberapa UMKM yang ada masih terasa sulit untuk mengakses permodalannya.

“Permasalahan keempat, digital ekonomi. Digital ekonomi seyogyanya berjalan berdampingan dengan para pelaku UMKM. Akan tetapi, masih banyak UMKM yang tidak bisa mengikuti perkembangan zaman. Permasalahan ini nantinya juga akan menjadi tantangan bagi UMY ketika turut menjadi pelaku pengembangan UMKM di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya,” ujar Hellen.

Untuk meminimalisir adanya permasalahan tersebut, Pengurus Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ir. Ahmad Syauqi Soeratno, M.M mengatakan Inkubasi bisnis menjadi salah satu hal yang penting untuk dilakukan dalam proses pengembangan UMKM. Dimana, inkubasi bisnis ini nantinya akan menjadi salah satu program yang akan dilaksanakan oleh FEB UMY dan berkolaborasi dengan berbagai stakeholders. Inkubasi bisnis merupakan salah satu program yang dapat diikuti oleh pelaku usaha yang masih merintis usahanya, sebagaimana yang dijelaskan oleh Syauqi.

“Jadi, inkubasi bisnis itu program yang diberikan kepada pelaku usaha di tahap sangat awal. Analoginya seperti seorang bayi yang baru lahir tetapi ada beberapa permasalahan kesehatan yang dialaminya. Dengan demikian, inkubasi itu dibentuk untuk membantu para pelaku usaha atau perusahaan yang perlu dibantu di tahap awal,” pungkasnya.

Menurut Syauqi nantinya ketika FEB UMY melakukan program inkubasi ada beberapa hal yang dapat diberikan kepada peserta kegiatan tersebut. Pertama, akses kepada mentorship yang berkaitan dengan membimbing dan membina para peserta. Kedua, FEB UMY dapat memberikan akses kepada investor untuk peserta. Tentunya investor ini merupakan seseorang yang akan mendanai para pelaku usaha yang mengikuti program inkubasi bisnis. Ketiga, program studi ini juga dapat memberikan support lain yang tentunya dapat memberikan dampak positif. Dengan demikian, tugas inkubasi adalah memberikan peluang bagi para pelaku usaha yang baru lahir untuk disiapkan masuk ke dalam dunia bisnis yang “kejam”.

Lebih lanjut, Ketua Program Studi Ekonomi FEB UMY Prof. Dr. Endah Saptutyningsih, SE., M.Si berharap nantinya UMY khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis dapat menjadi pelaku pengembangan usaha bagi para mahasiswa dan untuk UMKM di wilayah DIY sekitarnya. Selain itu, Endah juga berharap dengan adanya inisiasi ini akan membentuk silaturahmi yang lebih erat lagi dan saling menguntungkan antara UMY dengan para pelaku UMKM di Yogyakarta. (NF)