Selama 70 tahun Palestina terus mendapat gempuran bertubi – tubi dari Israel, dalam kurun waktu yang tidak sebentar itu menyebabkan banyak sekali kerugian yang terjadi di Negara tersebut. Korban jiwa yang semakin banyak berjatuhan menyebabkan banyak pihak menaruh empati untuk membantu guna mendukung kemerdekaan Palestina. Beragam cara bisa dilakukan oleh para relawan dari berbagai belahan dunia guna menolong negeri yang menderita tersebut.
Duta Besar Palestina untuk Indonesia Dr. Zuhair S.M Al Shun menyampaikan hal tersebut dalam Seminar Internasional yang diadakan oleh Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) bekerja sama dengan Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (HI UMY) pada Senin (14/5). Menurutnya, mendukung kemerdekaan Palestina bisa melalui banyak hal. Bukan hanya dengan diplomasi antar pemerintahan negara, melainkan juga bisa dilakukan oleh siapapun. “Hubungan diplomasi tidak hanya dilakukan pemerintahan saja, melainkan juga bisa dilakukan oleh non governmental orgabization (NGO) dan juga privat citizen,” ujarnya.
Zuhair pun menambahkan bahwa hubungan antara Indonesia dengan Palestina sudah terjalin mesra sejak beberapa dekade yang lalu. “Hubungan diplomatik Indonesia dan Palestina sudah sangat baik dan sangat erat. Sudah terjadi begitu lama,” begitu tambahnya.
Selain pemerintah Indonesia yang selalu memberikan dukungan kepada Palestina, banyak juga organisasi independen asal Indonesia yang rutin membantu Palestina. Sebut saja Medical Emergency Rescue Committee atau yang dikenal dengan MER – C. Organisasi yang berdiri sejak 14 Agustus 1999 ini bergerak di bidang kesehatan dan memiliki kontribusi besar dalam membangun fasilitas serta pelayanan kesehatan di Palestina dengan mendirikan Rumah Sakit Indonesia yang berada di Gaza Utara. Disampaikan oleh Arif Wahyu sebagai Ketua MER – C Jogjakarta bahwa ide pembangunan rumah sakit ini karena kurangnya fasilitas kesehatan yang berada di Jalur Gaza. Semua rumah sakit yang ada hanya terpusat di Gaza City. “Kami membuat rumah sakit ini karena melihat minim sekali rumah sakit yang ada di Gaza,” tuturnya.
MER – C menjadi organisasi independen yang bangkit tanpa bantuan pemerintah. Demikian juga dibangunnya Rumah Sakit Indonesia di atas tanah wakaf pemberian Pemerintah Palestina seluas 16.261 meter persegi, yang dibangun dengan dana sumbangan dari rakyat Indonesia tanpa bantuan pemerintah sepeser pun. “Alhamdulillah kita mendapatkan tanah wakaf dari pemerintah Palestina untuk mendirikan rumah sakit. Selain itu kita juga mendapat dukungan penuh dari rakyat Indonesia berupa sumbangan dana tanpa bantuan dari pemerintah sama sekali,” imbuhnya.
MER – C berharap apa yang dilakukannya bisa memberikan semangat bagi siapa pun di seluruh dunia untuk melakukan kebaikan dalam bentuk apa pun. Selain itu juga, organisasi ini juga berjuang demi kemerdekaan “tanah yang dijanjikan” ini melalui bidang kesehatan. (ak)