Salah satu penyakit pada mata yang menyebabkan keluarnya cairan berwarna kuning dikenal dengan istilah ‘belekan’. Istilah ini muncul di kalangan masyarakat Jawa. Namun, dalam dunia medis penyakit ini bernama konjungtivitis bakterial. Belekan dapat terjadi di area konjungtiva, yaitu selaput tipis di permukaan mata dan disebabkan oleh infeksi dari bakteri. Menurut dokter mata di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping dr. Ahmad Ikliluddin, Sp.M., gambaran klinis dari belekan merupakan mata yang tampak kemerahan, berair, dan terdapat kotoran mata berwarna kekuningan yang menempel di sekitar area bulu mata serta membengkaknya kelopak mata.
“Pada umumnya, pasien dari penyakit ini juga merasakan munculnya rasa nyeri di area bola mata. Ini disebabkan oleh bakteri yang termasuk ke dalam golongan bakteri gram positif seperti Staphylococcus dan Streptococcus,” jelas Ahmad saat dihubungi pada Rabu (19/7).
Menurutnya, walaupun belekan merupakan penyakit yang mudah ditularkan oleh penderita kepada orang lain di sekitarnya, masih terdapat beberapa mitos terhadap ciri penularan penyakit ini.
“Banyak masyarakat yang masih beranggapan bahwa belekan dapat menular dengan melihat mata orang yang sedang menderita belekan, namun ini sebenarnya tidak tepat. Konjungtivitis bakterial dapat menular melalui kontak dengan cairan mata pasien dan juga droplet atau udara nafas dari pasien. Karena itu, pasien yang sedang mengalami konjungtivitis bakterial disarankan untuk tidak banyak melakukan aktivitas di luar rumah terlebih dahulu untuk memperkecil kemungkinan penularan,” ujarnya.
Adapun cara untuk mencegah penularan belekan pada mata, salah satunya dengan melakukan hal-hal yang dapat menjaga kebersihan. “Seperti dengan rajin mencuci tangan, menghindari menyentuh daerah mata bila merasa tangan dalam kondisi kotor, menggunakan masker, dan menjaga jarak bila sedang bersama dengan orang yang mengalami konjungtivitis bakterial,” imbuh Ahmad.
Dokter yang juga menjadi staf pengajar di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY) ini juga menjelaskan, karena belekan (konjungtivitis bakteri) didasari oleh proses infeksi, maka siapapun termasuk bayi maupun anak di bawah 2 tahun juga bisa mengalaminya. Bahkan ada salah satu jenis konjungtivitis bakteri yang bisa muncul sejak bayi dilahirkan, yang terjadi karena proses infeksi pada saat bayi dilahirkan melalui persalinan spontan, yang disebut dengan oftalmia neonatorum.
“Bila orangtua mendapati anak atau bayinya mengalami belekan (konjungtivitis bakteri), sebaiknya segera periksakan ke sarana kesehatan terdekat. Untuk memastikan kondisinya dan mendapatkan pengobatan yang tepat sesuai usia anak. Sebaiknya juga jangan terlalu mudah memberikan tetes mata yang tidak jelas manfaat dan keamanannya untuk mencegah perburukan gejala yang dapat mengancam penglihatan anak,” imbuh Ahmad lagi.
Hal tersebut menurut Ahmad juga berlaku bagi orang dewasa yang sedang mengalami kondisi belekan. “Jadi jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan tangan dan menjaga higienitas area mata untuk mencegah mata dapat terkena penyakit ini,” pungkasnya. (Ihsan)