Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) bersama Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni (LPKA) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mengadakan talkshow beasiswa bersama Perhimpunan Pelajar Indonesia – Taiwan, pada Sabtu (04/01) di ruang amphiteater E7.
Taiwan merupakan salah satu negara di Asia Timur yang mulai menjadi tujuan dalam bidang pindidikan oleh mahasiswa Indonesia mulai dari strata satu (S1), Magister S2, maupun studi doktoral (S3). Salah satu penawaran yang menarik minat mahasiswa Indonesia untuk berkuliah di Taiwan yaitu tunjangan biaya hidup yang bisa dibilang cukup tinggi bagi mahasiswa penerima beasiswa. Selain itu, kota yang ramah lingkungan, transportasi publik yang memadai dan juga tersedianya banyak lapangan pekerjaan paruh waktu bagi mahasiswa.
Damas Bariek alumnus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta prodi Ilmu Hukum sekaligus mahasiswa di National Taiwan University menjelaskan bahwa ada berbagai macam beasiswa yang ditawarkan oleh Taiwan, mulai dari beasiswa kementerian, beasiswa universitas, beasiswa perusahaan dan lembaga, maupun beasiswa lab project. “Untuk teman-teman yang mengambil program studi teknik, jika kalian sudah mendapatkan beasiswa kementerian contohnya, kalian juga bisa mendapatkan beasiswa lab project. Beasiswa ini dikhususkan bagi mahasiswa program studi teknik saja, karena beasiswa ini diberikan langsung oleh professor, dengan kita membantu penelitian atau eksperimennya di laboratorium,” jelas Damas.
Selain menjelaskan tentang beasiswa, Damas juga menjelaskan mengenai tips and tricks agar dokumen beasiswa kita di approve oleh pihak penyelenggara beasiswa serta dokumen apa saja yang harus kita persiapkan. Menurutnya, untuk bisa diterima di universitas di Taiwan cenderung mudah dibandingkan dengan negara-negara Asia Timur lainnya, namun untuk mengurus dokumen beasiswa, VISA, dan izin tinggal yang lebih sulit. Dari enam dokumen pokok yang diperlukan, Damas menggaris bawahi tentang surat rekomendasi dari professor maupun dosen terkait, karena surat rekomendasi ini yang memiliki andil besar untuk kita diterima dengan isi surat rekomendasi yang menitikberatkan pada kegiatan kita di bidang akademik.
“Terlepas dari beasiswa di Indonesia yang juga tersedia banyak dan juga uang yang ditawarkan, bagi saya menuntut ilmu di tempat yang baru atau cenderung asing merupakan sebuah perjuangan tersendiri bagi kita. Kita dipaksa untuk survive lingkungan sekitar kita yang asing, dengan budaya berbeda, dengan bahasa yang berbeda. Jadi, kenali dirimu terlebih dahulu, apakah bisa dan mampu untuk melewati perjuangan yang lebih sulit lagi? Jangan hanya bermimpi, karena mimpi tanpa adanya realisasi itu hanya halusinasi, jangan sampai kita ditinggal oleh mimpi kita jika kita tidak segera merealisasikannya,” tutup Damas.
Acara ini disambut langsung oleh Puthut Ardianto, S.Pd, M.Pd selaku Kepala Career Development Center (CDC) LPKA Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. (id)