Dalam rangka menyatukan mahasiswa-mahasiswa muslim ASEAN, BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menyelenggarakan AMSS (Asean Muslim Student Summit). Acara yang telah terselenggara sejak tanggal 18 Mei hingga 19 Mei tersebut turut dihadiri berbagai perwakilan mahasiswa dari luar Indonesia. Pada Selasa (19/5) merupakan malam puncak dan penutupan dari serangkaian acara, pada malam puncak inilah, BEM UMY yang menginisiasi acara AMSS ini mendeklarasikan Perhimpunan Mahasiswa Muslim ASEAN.
Pendeklarasian Perhimpunan Mahasiswa Muslim ASEAN tersebut sebagai wujud awal mula langkah mahasiswa Muslim ASEAN, untuk turut serta menyukseskan ASEAN Community. Selain itu, juga untuk mengoptimalisasikan potensi mahasiswa Muslim ASEAN, selama ASEAN Community tersebut berlangsung. Acara yang telah terselenggara meliputi dari Talkshow dalam tiga topik pilihan yang berkaitan dengan ASEAN Community, yakni mengenai Politik-Keamanan, Ekonomi, dan Sosial-Budaya. Sedangkan untuk tema yang diangkat pada malam puncak penutupan AMSS tersebut ialah Master Piece Of Asean Cultures.
Dalam sambutannya, Sugito,S.IP,M.Si yang mewakili dari pihak Universitas mengungkapkan, AMSS yang pertama ini merupakan sebuah momentum istimewa untuk para mahasiswa muslim ASEAN untuk mempersiapkan Asean Community yang akan berlangsung pada Januari 2016 tersebut. Selain sebagai persiapan Asean Community, acara ini juga dapat menjadikan ajang pembelajaran perkenalan budaya antar negara peserta AMSS, yang pada dasarnya budaya tersebut memang tidak dapat dipersatukan satu dengan yang lainnya namun dapat diperkenalkan dan dibanggakan pada acara ini. “Universitas menyambut dengan baik acara AMSS yang pertama ini, BEM UMY telah berani menjawab tantangan untuk mempersiapkan persaingan Asean Community pada awal tahun depan ini dengan menyelenggarakan acara AMSS. Dan harapan saya, semoga AMSS ini tidak hanya berakhir pada hari ini saja, melainkan ke depannya akan terus berlanjut dengan lebih baik lagi”, paparnya.
Pada malam puncak penutupan AMSS tersebut turut juga dibacakan draft hasil dari diskusi forum perwakilan BEM muslim ASEAN yang turut berpartisipasi pada acara AMSS tahun ini. Hasil dari diskusi tersebut menghasilkan tiga poin pembahasan penting, yaitu bahwa mahasiswa Muslim ASEAN ikut menjaga keamanan politik ASEAN yang menyangkut narkoba dan human-trafficking, ikut mengembangkan ekonomi antar negara ASEAN, khususnya dalam ekonomi syariah dan menjadikan kawasan ASEAN sebagai pusat ekonomi syariah. Kemudian yang terakhir yaitu terkait sosial budaya ASEAN, mahasiswa Muslim ASEAN harus tetap ikut turut menjaga keanekaragaman budaya dan agama, serta ikut membantu mengatasi permasalahan yang dialami oleh saudara-saudara Muslim lainnya di negara ASEAN seperti penduduk Muslim Rohingya dan Myanmar. Selain pembacaan hasil draft diskusi tersebut, dibentuk pula tim formatur AMSS, yang menghasilkan Zainuddin Arsyad sebagai ketua Formatur AMSS, yang tidak lain merupakan Presiden BEM UMY.
Diungkapkan Zainuddin, keberlanjutan dari kerja tim formatur ini akan dibahas pada pertemuan tim formatur pada bulan Januari hingga Februari 2016 bertempat di Universitas Malaya, Malaysia. “Dengan komitmen bersama kami mahasiswa muslim se- ASEAN menyatakan untuk menyiarkan nilai-nilai keislaman pada setiap langkah gerak kami,” imbuhnya.
Pada malam puncak penutupan AMSS tersebut turut juga dimeriahkan berbagai pertunjukan kebudayan dan kesenian dari negara-negara ASEAN, mulai dari tarian-tarian tradisional daerah yang ditampilkan oleh berbagai IKPM (Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa) yang terdiri dari berbagai daerah yang ada di Indonesia, kemudian penampilan baju-baju daerah Nasional, dan penampilan kesenian dari masing-masing peserta perwakilan peserta AMSS dari berbagai negara di Asia. (Adm)