Kata korupsi sudah begitu akrab di telinga rakyat Indonesia. Seluruh lapisan masyarakat, tua muda, kaya miskin, majikan pesuruh, guru siswa, pejabat buruh, hingga pemulung sekalipun mengenal kata korupsi. Bukan hanya sebuah kata namun bentuk nyata tindakan korupsi pun juga seakan telah mendarah daging dalam kehidupan rakyat Indonesia. Korupsi telah merasuki seluruh sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebuah kondisi yang memprihatinkan.
Terkait hal tersebut, demi mengkampanyekan gerakan anti korupsi di kalangan remaja, khususnya pelajar dan mahasiswa, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (BEM UMY) menggelar Festival Kreasi Anti Korupsi 2010 bertema “Lawan Korupsi, Wujudkan Generasi Penuh Kreasi” di Monumen Serangan Oemoem Satoe Maret, Yogyakarta, Sabtu malam (15/03). Dalam kegiatan tersebut, diselenggarakan parade band pelajar, deklarasi gerakan anti korupsi oleh Aliansi BEM Jogjakarta (ABJ), galangan tanda tangan dukungan terhadap pemberantasan korupsi, konser musik, unjuk kreasi, dan sebagainya.
Demikian keterangan Muhammad Raihan, Menteri Luar Negeri BEM UMY di Kampus Terpadu UMY, Jumat (14/05). Lebih lanjut, Raihan mengatakan bahwa kata korupsi bukan hanya sekedar kata tanpa makna, namun menggambarkan tindakan yang tidak manusiawi. Korupsi merupakan sebuah tindakan yang berbahaya, baik secara manifest maupun laten. Bahaya manifest dari korupsi ini akan semakin menyengsarakan rakyat miskin. Keringanan yang seharusnya menjadi hak mereka, akhirnya tidak dapat mereka peroleh gara-gara korupsi. Sedangkan secara laten, korupsi lambat laun akan menjadikan bangsa ini hancur, baik dari segi moral maupun materiil, apabila korupsi terus saja dibudayakan.
“Oleh karena itu BEM UMY ingin lebih menggalakkan kembali kampanye anti korupsi kepada masyarakat, khususnya generasi muda yang kelak akan memimpin bangsa ini. Kampanye anti korupsi tersebut akan kami kemas dalam sebuah agenda yang diberi nama Festival Kreasi Anti Korupsi 2010,” ujar Raihan.
Menurutnya, FKAK 2010 ini juga sekaligus menjadi ajang peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang jatuh pada bulan Mei ini. Diharapkan, melalui FKAK 2010 ini, masyarakat, khususnya para pelajar dan mahasiswa menjadi tergugah untuk memaknai Hardiknas dan Harkitnas dengan terus melakukan upaya perlawanan terhadap korupsi, bukan hanya sekadar ritual belaka.
Festival ini bertujuan untuk mengkampanyekan budaya anti korupsi kepada kalangan pelajar dan mahasiswa, memberikan pengetahuan dan pemahaman akan bahaya korupsi, menumbuhkan kepekaan dan keinginan untuk berpartisipasi dalam upaya pencegahan dan penindakan tindak pidana korupsi, sebagai seruan untuk memberantas segala bentuk korupsi, dan sebagai bentuk apresiasi terhadap potensi dan hasil kreasi anak bangsa.
“Besar harapan kami, kegiatan ini dapat lebih membuka mata masyarakat tentang bahaya korupsi dan dapat menjadi sarana transfer pengetahuan tentang korupsi secara lebih menarik. Lebih baik terus berkreasi, perangi korupsi,” imbuhnya.