Berbagai bencana alam yang terjadi belakangan ini seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, badai, topan dan sebagainya sebenarnya bukan sekedar fenomena alam biasa tetapi merupakan buah dari perbuatan manusia yang telah salah mengelola alam. Banjir dan tanah longsor pada musim penghujan terjadi akibat manusia merusak hutan sehingga semakin sedikit tempat untuk menampung air hujan, dan sebagai akibatnya pada musim kemarau terjadi kekeringan.
Hal ini disampaikan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Agus Nugroho Setiawan dalam diskusi terbatas dalam rangka memperingati Hari Bumi Sabtu (23/4) di Kampus Terpadu UMY.
Lebih lanjut Agus menuturkan, demikian juga terjadinya peningkatan jenis dan intensitas terjadinya topan dan badai serta anomali iklim global disebabkan oleh kerusakan lapisan atmosfer dalam bentuk pemanasan global akibat gas buang dari pembakaran yang semakin meningkat.
Kemudian rusaknya lingkungan hidup akibat residu dan limbah berbahaya serta musnahnya berbagai jenis organisme juga disebabkan oleh aktivitas manusia yang tidak memperhatikan kaidah agama dan kealaman.
“Dan setelah berbagai bencana datang silih berganti dan menimbulkan penderitaan bagi manusia, masihkah kita semua tidak peduli pada bumi kita ? Ataukah kita masih belum sadar bahwa semua bencana ini datang akibat dari perbuatan kita yang salah mengelola alam dan tidak menjadikan agama sebagai pedoman hidup ?”tegasnya.
Dalam pemaparannya alam, lingkungan dan manusia diciptakan membentuk suatu interaksi, saling membutuhkan dan saling menjaga. Alam diciptakan dalam sistem yang padu, utuh dan integratif. Kehidupan di bumi merupakan bagian dari keteraturan alam dengan hukumnya yang konsisten.
“Manusia memiliki peran untuk mengeksplorasi kekayaan bumi untuk kemanfaatan seluas-luasnya bagi manusia. Dengan tetap menjaga kekayaan agar tidak punah sehingga generasi selanjutnya dapat melanjutkan ekplorasi itu.”urainya.
Namun dalam perkembangannya, tuntutan kebutuhan hidup manusia yang semakin bertambah, baik dari segi kuantitas maupun kualitas telah menyebabkan semua kebutuhan tersebut ditumpukan kepada alam melampaui daya dukungnya. Kondisi ini didorong oleh perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.
“Manusia terlalu mengekploitasi sehingga menyebabkan terjadinya perubahan tatanan kehidupan dan hukum alam. Akibatnya alam mengalami perubahan dan kerusakan yang pada akhirnya berdampak pada kehidupan manusia.”,ujarnya.