Komando Resimen Mahasiswa (Menwa) Mahakarta Satuan 017 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melakukan upacara pembukaan karantina pendidikan dasar (Diksar) Mahasiswa Mahakarta Yudha XLLVII, pagi ini, Kamis (15/2) di Lapangan Bintang UMY. Diksar diikuti oleh 83 peserta dari 16 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, dan akan dilaksanakan hingga 29 Februari yang bertempat di UMY dan Sekolah Calon Bintara (SECABA) Rindam IV Diponegoro, Magelang.
Pelaksanaan diksar tersebut bertujuan untuk meningkatkan rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam diri mahasiswa, melatih mahasiswa layaknya seorang prajuri sejati serta menumbuhkan spiritualitas, mental, fisik, karakter, dan keahlian mahasiswa.
Rektor UMY, Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM., ASEAN Eng yang menjadi inspektur dalam upacara tersebut mengungkapkan kebanggannya atas kemunculan calon tunas bangsa yang akan dilepaskan untuk mengikuti pelatihan dasar kemiliteran tersebut.
Menurut Gunawan, diksar ini merupakan sebuah bentuk nyata sumbangsih warga negara terutama kaum intelektual muda kepada bangsa ini. Untuk selalu menjaga keutuhan negara Republik Indonesia sebagaimana telah dicita-citakan oleh sang proklamator Soekarno dan para pendahulu kita.
“Saya pikir, pelatihan dasar kemiliteran ini adalah bentuk sumbangsih warga negara khususnya kaum intelektual kepada bangsa ini untuk menjaga keutuhan NKRI,” katanya.
Di hadapan 83 peserta diksar yang hadir (43 laki-laki dan 40 perempuan), Gunawan berharap dengan pelatihan dasar kemiliteran ini para peserta akan semakin memahami pentingnya posisi dan kedudukan Indonesia di tingkat regional, ASEAN, dan tingkat dunia, dimana tidak ada lagi sekat batas antar satu negara dengan negara lainnya.
“Semoga dengan pelatihan dasar kemiliteran ini kita akan semakin paham bagaimana pentingnya posisi, kedudukan dan kepentingan Indonesia baik secara regional di tingkat ASEAN, Asia atau bahkan di tingkat dunia. Pada saat secara resmi dan secara aktivitas tidak ada lagi batas yang tegas antar satu negara dengan negara yang lain,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia pun berpesan untuk terus bersama-sama memperkokoh seluruh kekuatan untuk menyaring segala idealisme, pola pikir dan kemungkinan adanya ideologi yang bertentangan dengan cita-cita bangsa dan negara.
“Kita harus memperkokoh kekuatan kita untuk menyaring semua idealisme, semua pola pikir dan kemungkinan adanya ideologi-ideologi yang tidak cocok dengan cita-cita bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sekali lagi kami berbangga atas kalian semua,” pungkas Gunawan. (Mut)