Berita

Bersama Alumni, Prodi PBI UMY Beri Bantuan ke Mahasiswa


Pandemi Covid-19 menyebar dengan sangat cepat di Indonesia. Hal ini menyebabkan banyak mahasiswa Universitas Muhhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengurungkan niat untuk pulang kampung dan tetap tinggal di kos masing-masing. Namun, hal itu juga menyebabkan masalah baru, yaitu mahasiswa kesulitan untuk mencari bahan makanan. Maka UMY kembali memberikan bantuan logistik bagi mahasiswanya. Kali ini giliran Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (Prodi PBI) UMY yang memberikan paket sembako dan uang tunai kepada mahasiswanya, Jumat-Sabtu (17-18/4) di Gedung K.H. Ibrahim UMY.

Ketua Prodi PBI Sri Rejeki Murtiningsih, Ph.D menyadari masih banyak mahasiswanya yang masih berada di kos masing-masing. Kemudian ia juga menyadari bahwa banyak toko dan warung makan yang tutup sehingga pemenuhan kebutuhan makan sehari-hari menjadi sulit bagi mahasiswa.

Selain dana yang dikeluarkan oleh jurusan, para dosen dan alumni juga turut berpartisipasi dalam menyumbangkan sejumlah uang guna membantu kelancaran program ini.

“Program ini diinisiasi oleh seluruh dosen PBI. Kami tahu bahwa ada beberapa mahasiswa PBI masih berada di Yogyakarta. Kami juga mengerti bahwa mereka kesulitan karena warung-warung sudah tutup. Maka jadilah program ini yang juga dibantu oleh para alumni,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (17/4).

Dosen yang kerap disapa Jackie ini juga menjelaskan alur pengambilan paket sembako yang harus dilakukan oleh 109 mahasiswa yang mendaftar. Menurutnya, pengambilan paket juga harus mengikuti aturan untuk tidak berkerumun. Maka disediakan waktu selama dua hari bagi mahasiswa. Kemudian, setiap mahasiswa yang sudah mendaftar diberi jadwal waktu yang sudah ditentukan. Pengambilan ini hanya boleh dilakukan oleh maksimal dua orang selama sepuluh menit.

“Pokoknya tidak boleh berkerumun, jadi ruangan kami atur sedemikian rupa agar terus berjalan secara cepat. Untuk menghindari penumpukan masa bagaimana? Maka kami memutuskan untuk menjadwal saja. Setiap sepuluh menit bagi dua mahasiswa,” imbuh Jackie.

Ia juga berharap paket sembako yang telah diberikan dapat membantu mahasiswa pada bulan Ramadhan yang sebentar lagi akan tiba. Maka, dilakukan survei kepada para mahasiswa untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang mereka perlukan. Sembako ini berisi beras, kecap, ikan kalengan, minyak dan lain lain.

“Nanti ketika puasa, tidak perlu repot-repot lagi mencari bahan kebutuhan. Sebelumnya kami juga melakukan survei ke mahasiswa. Para dosen bertanya kepada mahasiswa, apa saja yang kalian butuhkan saat ini,” imbuh Jackie.

Selain memberikan paket sembako, ada pula uang tunai yang diberikan kepada mahasiswa. Namun Jackie menekankan bahwa pemberian uang tunai ini dimaksudkan agar dapat membantu proses perkuliahan yang selama ini dilakukan secara daring atau kebutuhan lain yang diperlukan. Bukan untuk dibelanjakan rokok.

“Mau dikasih sembako semua, jangan-jangan mereka tidak butuh sembako sebanyak itu. Jadi kita berikan tunai agar bisa digunakan beli kuota untuk online learning atau apa pun itu. Tetapi ada catatan dari kami agar uang itu tidak untuk dibelikan rokok,” tutupnya.