Selain juri hal yang terpenting dalam perlombaan Kontes Robot Indonesia (KRI) 2015 ini adalah wasit, sebab wasit berfungsi untuk mengawasi jalannya pertandingan. Sama halnya dengan juri, wasit juga akan ditraining, hal ini untuk bekal selama pertandingan agar nanti ada sinkronisasi dengan juri dalam memberikan penilaian. Selain itu wasit juga berfungsi untuk memberikan peringatan atau pelanggaran kepada robot semasa pertandingan berlangsung. “Jelas sekali wasit menjadi sesuatu yang penting selama pertandingan berlangsung. Pada pelaksanaan KRI kali ini kami sudah menyiapkan 10 wasit yang berasal dari regional tiga yaitu Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),“ terang Wahyudi, ST., MT selaku ketua pelaksanaan lomba KRSBI saat diwawancari pada hari Rabu (10/6) di Sprotorium UMY.
Wahyudi melanjutkan, untuk itu wasit akan diberikan training besok siang pukul 14.00, training tersebut akan dilakukan langsung oleh para juri yang bersangkutan pada pertandingan robot tersebut. Dalam training tersebut para wasit juga akan diberikan matei-materi terkait dengan peraturan perlombaan dari masing-masing kompetisi robot. “Untuk persiapannya sejauh ini kami sudah mempersiapkan terkait dengan penginapan dan penjemputan kepada juri dan wasit yang berasal dari luar kota,“ lanjutnya.
Pemilihan wasit tersebut tentunya juga tidak dilakukan secara sembarangan. Karena ada kategori-kategori tertentu dalam pemilihannya. “Wasit yang dipilih tentunya wasit yang sudah memiliki pengalaman untuk menjadi wasit dalam bidang robotika atau kontes robot. Tidak ada standar pengalaman minimal berapa tahun untuk bisa menjadi wasit, asal memiliki pengalaman yang baik bisa menjadi wasit. Untuk pemilihan wasit ini langsung dipilihkan dari panita,“ imbuhnya.
Seperti yang pernah dijelaskan oleh Ir. Wahidin Wahab M.Sc. Ph.D selaku Ketua Dewan Juri KRI 2015, bahwa masing-masing kompetisi robot ini memiliki peraturan masing-masing. Misalnya dalam perlombaan robot pemadam api, ada syarat-syarat tertentu untuk bisa dikatakan pemenang, bahwa bagi robot yang bisa memadamkan api banyak maka bisa menjadi pemenang. Dalam pelaksanaan perlombaan ini juga ada syaratnya, jika nanti robot menabrak boneka, artinya robot tersebut harus didiskualifikasi. Peraturan-peraturan inilah yang perlu diketahui oleh wasit, dengan begitu ini juga akan mempermudah juri dalam memberikan penilaian,“ terangnya.
Ada 10 wasit yang turut membantu pelaksanaan perlombaan yang tersebar dari beberapa universitas yang ada di Jateng dan DIY. Mereka adalah Andi Kurniawan Nygroho ST, MT dan Agus Margiantono, S,Si, MT dari Universitas Semarang (USM), Sugeng Ariyono, B. Eng, M.Eng, Ph.D dan Syahid ST.M.Eng dari Politeknik Negeri Semarang (Polines), Herlambang Sigit Pramono, ST,M.Cs dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Izzati Muhimmah, ST. M.Sc, Ph.D dan Sisdarmanto Adinandra, Ph.D dari Universitas Islam Indonesia (UII). Kemudian dari Universitas Semarang (USM), Nuryono dan Wahyu Sapto Aji dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Samuel Kristiyana, ST., MT dari Insitut Sains dan Teknologi (Akprind), M.Yusvin Mustar, ST., M.Eng, Sudarja,ST.M, dan M. Budi Nurrahman, ST., M.Eng dari Universitas Muhammadiyah Yogykarta (UMY), Felix Yustian Setiono MT dari Universitas Katolik Soegijapranata (Unika), Agus Suprajitno, ST., MT, Bustanul Arifin, ST., MT dari Universitas Islam Sultan Agung (Unisulla), Wisnu Adi Prasetya, ST., M.Eng dari Universitas Dian Nuswantoro Semarang (Udinus), I Gusti Bagus Budi Dharma, ST., M.Eng., Ph.D dari Universitas Gajah Mada (UGM), Tatyantoro Andrasto, ST., MT dari Universitas Negeri Semarang (Unnes), Moh. Ariyanto. ST., MT dan Sumardi, ST.,MT dari Universitas Diponegoro (Undip).
Wahyudi kembali menambahkan bahwa, kesepuluh wasit tersebut akan diberi bekal oleh juri nasional. “Selain itu kami juga telah mempersiapkan tempat untuk melakukan training dan pemberian bekal bagi para wasit yang turut membantu pelaksanaan KRI ini. Beberapa fasilitas juga sudah kami siapkan terkait dengan kepentingan dan apa saja yang diperlukan oleh wasit,“ tutupnya. (icha)