Diabetes Mellitus merupakan penyakit degeneratif (penyakit yang menyebabkan terjadinya kerusakan atau penghancuran terhadap jaringan atau organ tubuh, red) yang sedang tinggi insidenya saat ini. Tercatat dalam data International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2013 lebih dari 382 juta orang di dunia menderita diabetes mellitus. Indonesia menempati urutan ke-7 di dunia dengan pravalensi kejadian diabetes melitus pada penderita mencapai 8,5 juta jiwa. Dengan tingginya insidensi penyakit Diabetes Mellitus, resiko terkena luka diabetik pun ikut tinggi. Luka diabetik sendiri sebenanrya hanya luka biasa namun penderita diabetes yang mengalami luka seringkali tidak menyadari lukanya telah berkembang dan berujung pada tindakan amputasi.
Melihat permasalahan itulah yang kemudian mengilhami mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), untuk merancang sebuah inovasi plester yang diberi nama BOMBEX (Bioplaster with honey-jasmine exctract). Plester tersebut merupakan inovasi terapi dan pemeliharaan pada pasien dengan luka diabetik.
“Dewasa ini solusi yang diambil oleh perawat Indonesia dalam merawat luka diabetik adalah dengan prinsip lembab dan tertutup. Sehingga metode moist wound healing digunakan dalam perawatan luka diabetik. Apabila luka diabetik berkembang menjadi ulkus diabetik kemudian dapat diatasi dengan teknik perawatan luka modern dressing. Selain itu pasien diabetes dapat diberikan patch antidiabetik yang kandungan zat aktifnya adalah obat – obatan kimiawi seperti glibenklamid yang fungsinya untuk menurunkan kadar gula darah. Tindakan tersebut sebenarnya dapat disederhanakan menjadi satu langkah. Karena itulah kami membuat bioplaster BOMBEX ini,” jelas Amirah Haerani (Farmasi UMY 2015) selaku ketua kelompok PKM-KC BOMBEX, saat dihubungi pada Sabtu (14/7).
Amirah kembali menjelaskan, BOMBEX ini berfungsi sebagai Plester Anti-luka diabetik transparan yang dapat menempel dipermukaan kulit manusia. Dengan kombinasi kandungan zat aktif ekstrak daun melati dan madu yang berfungsi sebagai agen antimikroba dan antioksidan. “Kemudian zat aktif madu di sini dapat menyebabkan debridement (pembuangan jaringan mati secara alami) dengan cara mengaktifkan enzim protease yang akan meningkatkan aliran darah secara perkutan ke sistemik sehingga menstimulasi jaringan baru. Sehingga luka akan lebih cepat sembuh,” paparnya lagi.
Prinsip kerja BOMBEX adalah dengan memanfaatkan metode solven casting berbasis polimer HPMC yang dibuat menjadi 2 lapisan plester. Lapisan pertama adalah lapisan membran yang merupakan tempat zat aktif dan polimer adhesif. Kemudian lapisan kedua adalah lapisan backing yang melapisi plaster dari kontaminan. Zat aktif akan terserap masuk ke dalam pori-pori kulit agar dapat bekerja nenyembuhkan luka.
Lebih lanjut, Amirah berharap BOMBEX akan mampu menjadi bioplester yang inovatif sehingga dapat menekan angka kejadian luka diabetik secara berkesinambungan. “Kami berharap semoga BOMBEX dapat diaplikasikan sehingga dapat menurunkan angka kejadian luka diabetik di Indonesia.. Selain itu kami berharap alat ini akan diproduksi dalam skala besar nantinya agar setiap orang dengan luka diabetik dapat secara mandiri merawat lukanya,” tutup Amirah.
Selain Amirah Haerani, ada 2 mahasiswa lainnya dalam Kelompok PKM-KC UMY tersebut yaitu Arief Gustav Verdito (Kedokteran Umum 2016) dan Indah Septianing Tias (Keperawatan 2015). Kelompok PKM-KC BOMBEX dibantu oleh Ingenida Hadning, M.Sc.,Apt. selaku dosen pembimbing.