Badan Pembina Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kini telah memiliki pimpinan baru. Pimpinan BPH yang sebelumnya diamanahkan kepada Drs. H. Rosyad Sholeh, telah digantikan oleh Ir. HM. Dasron Hamid, M.Sc. Dengan demikian selesailah sudah amanah Drs. H. Rosyad Sholeh sebagai pimpinan BPH yang telah menjalani amanahnya selama hampir 10 tahun, sejak tahun 2004.
Dalam sambutannya, saat acara Serah Terima Jabatan Ketua BPH, pada Rabu malam (25/2) di Gedung Pascasarjana UMY Kampus Terpadu UMY, Rosyad mengatakan, bukan hal mudah menjadi pimpinan dalam satu unit yang menjadi pusaran utama universitas. Belum lagi waktu yang banyak terkorbankan, menuntut seorang pemimpinnya untuk bisa mewujudkan impian-impian universitasnya. Seorang pimpinan universitas juga harus mampu mengelola universitasnya dengan baik dan melakukan perkembangan pembangunan.
“Saya sangat berterima kasih kepada rekan-rekan semua yang sampai saat ini telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk bisa mengelola UMY. Bukan suatu hal yang mudah untuk bisa mengelola UMY. Seperti yang kita lihat sekarang, sejak tahun 2004 sampai saat ini, sudah banyak hal-hal yang berkembang dalam pembangunan di UMY, “ungkapnya.
Rosyad menambahkan bahwa tugas terakhir yang ia kerjaan adalah turut membantu dalam pembangunan Gedung Pasasarjana. “Pembangunan yang sudah berjalan sejak bulan April 2013 hingga saat ini menjadi sebuah kebanggan tersendiri bagi saya untuk bisa mengerjakan tugas ini dengan sebaik mungkin. Sebab bukan hanya saya saja yang terlibat, tapi dalam pembangunan ini juga turut dibantu oleh PT. Mentari Prima Karsa (MPK) yang merupakan badan usaha milik UMY, “ tambahnya.
Selain itu, menurut Rosyad, gedung Pascasarjana tersebut juga menjadi langkah UMY dalam meningkatkan kemajuan di bidang pembangunan. “Kita patut bersyukur dan berbangga diri karena bisa punya gedung semegah ini. Bahkan pembangunan ini juga juga dilakukan oleh PT. MPK yang merupakan badan usaha milik UMY. Dengan begitu, ini menjadi bukti kepada semua orang bahwa kami (UMY) bisa membangun gedung semegah ini. Dan saat ini, tanggung jawab Pak Rektor semakin besar karena sudah adanya gedung baru ini, dan semua sivitas akademika UMY harus bisa menjaga serta memeliharanya sebaik mungkin, “ jelasnya.
Adapun beberapa pembangunan yang sudah dilakukan pada masa kepemimpinan Drs. H. Rosyad Sholeh, antara lain adalah pembangunan Masjid Ahmad Dahlan, pembangunan gedung Sportorium, pembangunan garasi, memperluas area parkir, dan yang terakhir adalah pembangunan gedung Pascasarjana. Pembangunan-pembangunan yang dilakukan tersebut sudah menjadi unit milik UMY.
Sementara itu, pimpinan terpilih, Ir. HM. Dasron Hamid, M.Sc mengatakan, dalam hal pembangunan, hal itu bukanlah mudah untuk dilakukan bagi UMY. Karena tentunya membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikannya. Bahkan untuk membangun gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Politik yang pertama dulu, UMY harus memungut uang gedung sebagai shadaqah jariyah dari para mahasiswanya. “Sejak mendapatkan status dan terdaftar, ini menjadi awal penting bagi UMY hingga bisa mengumpulkan mahasiswa dan sampai akhirnya bisa memungut uang gedung sebagai shadaqah jariyah yang di khususkan untuk membangun gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIPOL), “ terangnya.
Dasron melanjutkan bahwa pembangunan itu terus berlanjut hingga akhirnya gedung Pascasarjana tersebut berdiri. “Pembangunan gedung kembar UMY yang berjalan sejak 17 Agustus 1995 sudah menghabiskan dana 250 Milliyar. Itu nilai rupiah dulu, coba kalau dibandingkan nilai rupiah sekarang mungkin jika ditotal pembangunan UMY ini sudah menghabiskan uang lebih dari 1 trilliyun. Dulu uang 100 juta itu dianggap sangat besar untuk membangun sebuah gedung, untungnya saja dalam pembangunan, banyak pihak-pihak yang turut membantu dan sampai akhirnya kita konsultasikan kepada PT. MPK,” jelasnya.
Karena itu, menurut Dasron, pemeliharaan gedung yang sudah bertahun-tahun berdiri itu perlu menjadi perhatian khusus. Sebab sudah banyak dana yang dikeluarkan untuk mengembangkan UMY dalam bidang pembangunan gedung. “Jangan kita sia-siakan dana yang sangat besar ini. Jika kita sia-siakan dana 1 trilliun itu, tentu kita akan rugi besar. Alhamdulillah dalam pembangunan ini kita tidak punya hutang kalau pun ada sudah dilunasi. Sekarang PR (pekerjaan rumah) kita adalah bagaimana cara kita memelihara gedung yang sangat megah ini, tentu kita perlu mensyukuri karunia Allah SWT yang telah diberikan kepada kita, “ tegasnya.
Dasron pun mengatakan, jika pembangunan UMY akan terus dilanjutkan. Rencana-rencana untuk memperluas pembangunan pun sudah dilakukan. “Kami saat ini sudah mempersiapkan tanah untuk memperluas pembangunan. Rencananya akan ada pembangunan Rumah Sakit Anak dan Ibu, gedung bertingkat (apartemen), dan menyiapkan akses jalan untuk langsung ke Unires, “ tuturnya.