Dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila di era modern ini, para generasi milenial juga menggunakan pendekatan dengan cara-cara yang juga milenial. Hal ini disampaikan oleh Antonius Benny Susetyo Pr., Staff Sus Dewan Pengarah BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila), pada Senin (05/04) kemarin di Ruang Amphiteater E6 Lt.5, Gedung KH. Ibrahim, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Hal tersebut ia sampaikan saat menghadiri acara Sarasehan Pembudayaan Nilai-Nilai Pancasila Untuk Kaum Milenial di Kalangan Perguruan Tinggi Muhammadiyah.
Dalam acara yang diadakan oleh Program Studi Doktor Politik Islam – Ilmu Politik UMY dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila ini, Benny memaparkan materi mengenai gotong royong generasi milenial dalam bangunan multikultural. Menurutnya, anak muda melalui kreatifitas dan inovasinya memiliki kekuatan untuk menjadikan Pancasila sebagai tindakan yang nyata. “Ketika melihat ikon-ikon Pancasila, anak muda sangatlah jenius. Tidak dengan banyak teori, mereka dapat langsung melihat peluang dan mengaplikasikannya secara konkrit. Contohnya dalam menerapkan sila kedua Pancasila, saat saya turun ke daerah bencana banyak sekali anak mahasiswa yang meninggalkan sejenak kuliahnya untuk menjadi relawan dan membantu saudaranya yang kesusahan,” terangnya.
Sarasehan yang dibuka oleh Rektor UMY, Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM., ini juga dihadiri oleh Prof. Dr. Adji Samekto, S.H., M.Hum., Plt. Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP, Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D., Kepala BPIP, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si., Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan M. Najib Azca, Ph.D., Sosiolog Universitas Gadjah Mada.
Selain itu, Benny mengajak para kaum milenial untuk memanfaatkan modal ekonomi, sosial, budaya, dan simbolik yang mereka punya untuk melakukan perubahan sebagai pemegang kedaulatan. Ia menambahkan bahwa network dan jaringan saat ini adalah hal yang penting untuk dimiliki para kaum milenial untuk mengaplikasikan ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan dalam sistem aplikasi dan gerakan. “Anak muda harusnya mampu memperbaharui peradaban, sehingga generasi kedepan menjadi milik bersama. Pancasila ialah ideologi yang dinamis. Kedepannya kita membutuhkan era digital ini untuk menjadikan pancasila sebagai tindakan dengan sistem yang dibangun,” tutupnya. (ays)