Berita

Budaya berperan penting dalam dunia diplomasi

Budaya dapat dijadikan bargaining positioning suatu negara. Budaya juga dapat menjadi salah satu kekuatan suatu bangsa. Budaya seringkali membawa peran penting dalam dunia diplomasi.

Demikian disampaikan Koordinator Unity Festifal 2010 (UNIFEST 2010) Korps Mahasiswa Hubungan Internasional-Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (KOMAHI-UMY), Faris Abi Karami di Kampus Terpadu UMY, Senin (10/6).

Menurut Faris wujud keberagaman suatu bangsa juga dapat dilihat melalui budaya yang bermacam-macam di negara tersebut. Budaya seringkali  juga membawa peranan penting dalam dunia diplomasi. “Tak jarang budaya juga menjadi salah satu pemicu konflik atau masalah antara dua negara. Sebaliknya, budaya juga mamou menjadi jembatan dalam mempererat persahabatan dua negara,” jelasnya.

Sebagai bentuk apresiasi terhadap budaya khususnya budaya di Indonesia KOMAHI mengadakan UNIFEST 2010. UNIFEST merupakan sebuah kegiatan yang bertemakan budaya, yang akan menampilkan kesenian tradisional Indonesia. Kegiatan tersebut direncanakan terselenggara pada Sabtu (15/5) mendatang.

Tema kegiatan ini ‘Feel the Indonesia Atmosphere with Culture’ tema tersebut dipilih agar seluruh masyarakat merasakan atmosfer Indonesia melalui budaya-budayanya. “Acara ini dapat menjadi jembatan untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat internasional dan memupuk rasa nasionalisme masyarakat indonesia dengan lebih memahami budaya tradisional Indonesia.”urainya.

UNIFEST 2010 ini akan menampilkan sejumlah tarian tradisional indonesia diiringi musik khasnya sendiri. “Misalnya tari saman Aceh, tari Periasian dari lombok, dari Padang ada tari Persembahan. Kemudian tari Soya-Soya dari tidore, tari Sodi Angi Bima, tari Tupping lampung dan tari-tari tradisional dari daerah lain. Dalam UNIFEST juga akan ada pameran makanan tradisional dari berbagai daerah,”tambahnya.

Selain kesenian tradisional dalam kegiatan tersebut juga akan menampilkan kesenian modern. Seperti break dance maupun thai-boxing dance yang akan dibawakan oleh Pusat Koordinasi mahasiswa Thailand di Yogyakarta.“Hal ini dilakukan sebagai bentuk apresiasi terhadap budaya luar dan sebagai wujud bahwa masyarakat Indonesia tidak xenophobia atau takut akan unsur-unsur asing.”tuturnya.

Faris berharap melalui kegiatan tersebut masyarakat akan semakin paham mengenai keberagaman budaya di Indonesia. “Karena budaya dapat dijadikan sebagai posisi tawar maupun daya tarik suatu negara terhadap masyarakat nasional maupun internasional,”pungkasnya