Berita

Budaya Lokal Sebagai Basis Pendidikan Karakter

IMG_0758Salah satu biang terpuruknya bangsa Indonesia dalam menghadapi krisis multidimensi diakibatkan oleh kegagalan pendidikan karakter di sekolah. Selain itu, pendidikan karakter di sekolah yang berlangsung sebelumnya terlalu negarasentris, kering, hambar, bahkan cenderung ideologis dan pro-status quo. Untuk menghadapi itu semua dibutuhkan gagasan baru yang melandasi pendidikan dengan basis budaya lokal.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X saat menyampaikan Orasi Budaya dalam acara puncak milad Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ke-32 di gedung Sportorium Kampus Terpadu UMY, Sabtu (20/4).

Menurut Sri Sultan, pendidikan yang bermuatan lokal dekat dengan masyarakat, karena berada di tengah-tengah masyarakat. “Karena itu, tetap harus cerdik dalam memilih dan memilah mana yang dibutuhkan, baik untuk model pendidikan modern maupun tradisional lokal.”

Jangan sampai budaya lokal menjebak dunia pendidikan dengan sekadar melakukan proses konservasi budaya yang membelenggu anak-didik, tanpa refleksi dan kreasi. “Pendidikan yang bermuatan dan bersumber lokal hendaknya tidak semata-mata berpegang pada upaya nguri-uri atau ngipuk-ipuk budaya tradisi, dengan menjadi “konservatif” dan menyerang semua yang “liberal”,” papar Sultan.

Gubernur DIY ini melajutkan bahwa, pendidikan di daerah bersifat spesifik, targetnya adalah pemenuhan kebutuhan. Sivitas pendidikan menjadi para pelaku budaya itu sendiri, bukan menjadi robot yang dingin, dangkal dan kering tanpa makna.

“Di sini, dengan metode baru, sumber daya lokal dapat dijadikan model pendidikan karakter yang khas untuk setiap lokal tertentu. Internalisasi nilai-nilai luhur sebagai perilaku dari budaya lokal harus dilakukan oleh semua lembaga pendidikan, termasuk UMY,” pungkas Sultan.

 

Selain Orasi Budaya, acara puncak milad UMY ini juga masih akan dilanjutkan dengan rangkaian acara lain hingga malam harinya. Dimulai dengan Festival Budaya Nusantara (FBN) yang sebelumnya telah dibuka langsung oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X, pagi hari sebelum menyampaikan Orasi Budayanya.

Pada acara FBN yang terbuka untuk umum ini, pengunjung akan disambut dengan pameran seni budaya, kuliner dan destinasi wisata, pentas budaya, serta pertunjukan musik nusantara yang melibatkan seniman Yogyakarta, ISI, asrama mahasiswa daerah, pemda, serta kantor kedutaan berbagai negara. Sementara malam puncak milad UMY ke-32 ditutup dengan pagelaran Drama Musikal dan Konser Orkestra ‘Pelangi Nusantara’, yang menampilkan Sunshine Voice Simphony Orchestra, berkolaborasi dengan Gamelan Anak dan Seniman Yogyakarta.