Salah satu ciri dari perguruan tinggi yang berkualitas adalah jejaring internasional yang kuat. Jika melihat data dari lima tahun terakhir, terdapat satu pertanyaan besar bagi puluhan ribu perguruan tinggi di dunia. Bagaimana keterlibatan perguruan tinggi terhadap kesejahteraan masyarakat dunia.
Untuk menjawab hal tersebut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang masuk ke dalam jejaring internasional melalui pemeringkatan Times Higher Education Impact Rankings (THE IR) berusaha menjawab tantangan tersebut. Dengan upayanya menyamaratakan kesejahteraan di berbagai aspek melalui penerapan Sustainable Development Goals (SDGs). Seperti yang terangkum dalam buku laporan ‘UMY SDGs Report’ yang diluncurkan pada Senin (24/7) di Ruang Sidang utama gedung AR. Fachruddin A UMY. Dalam buku tersebut UMY merangkum seluruh capaiannya dalam mewujudkan SDGs selama tahun 2022.
Peluncuran buku laporan ‘UMY SDGs Report’ ini juga dilatarbelakangi oleh keinginan UMY untuk mendukung ketercapaian SDGs oleh pemerintah Indonesia yang sudah dicanangkan oleh PBB hingga tahun 2030 mendatang. Dengan berbagai program yang mendukung sustainability seperti Green Campus dan Kampus Bebas Asap Rokok, UMY telah memiliki ciri khas yang juga berdampak terhadap ketercapaian SDGs.
Penyusunan buku laporan ini melibatkan tim yang diketuai oleh Ir. Tony K. Hariadi, M.T., IPM., selaku Kepala Bidang Pusat Data dan Informasi Strategis- Badan Perencanaan dan Pengembangan UMY. Buku ini merangkum seluruh kegiatan UMY dalam satu tahun terakhir, sekaligus mencatat seluruh ketercapaian UMY di bidang SDGs yang meliputi 17 poin.
Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM., ASEAN, Eng. selaku Rektor UMY menyampaikan bahwa upaya mewujudkan SDGs juga sebagai langkah untuk mengurangi kesenjangan antara negara yang memiliki sumber daya alam dengan negara yang memiliki teknologi.
“Empat tahun yang lalu, kami mendeklarasikan penerapan SDGs ke dalam setiap program yang ada di UMY. Namun, kami tidak ingin hanya diniliai berdasarkan program, tapi dampak apa yang bisa kami hasilkan terhadap kemajuan di masyarakat. Dan alhamdulillah UMY sudah masuk dalam pemeringkatan dari THE IR,” ungkapnya.
Guru Besar di bidang Ilmu Tanah ini juga menegaskan pentingnya kesejahteraan masyarakat yang dapat berbanding lurus dengan pemanfaatan sumber daya alam suatu negara. “Jika melihat situasinya, Indonesia merupakan negara penghasil dan pengekspor nikel dengan jumlah besar yaitu 27% dari total di seluruh dunia. Dan melihat proyeksi nikel yang akan sangat bermanfaat di masa depan, kita tidak ingin hanya mengekspor nikel mentah dan dipaksa membeli barang jadi hasil pemanfaatan nikel dengan harga berkali-kali lipat lebih mahal, yang dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat,” ujar Gunawan.
Turut hadir dalam acara ini, Wakil Rektor UMY Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan AIK Faris Al-Fadhat, M.A., Ph.D. yang juga menginginkan agar mahasiswa UMY dapat menjadi aktor perubahan yang dapat berkontribusi dalam penerapan SDGs. “Pertama, kami ingin mahasiswa UMY memiliki kesadaran terhadap sustainibilty seperti pelestarian alam dan lingkungan yang kami akomodir melalui program Kampus Sehat. Kedua, mahasiswa juga dapat mengabdi secara langsung dan menginisiasi keberlanjutan di masyarakat melalui program Young Sustainable Initiative,” pungkas Faris. (ID)