Penandatangan kerjasama antara Rektor UMY, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia dan First Asia Capital secara resmi menandai dibukanya Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Penandatanganan tersebut di lakukan di Sportorium UMY, Kamis (21/11). Acara itu juga diikuti dengan pemecahan rekor MURI penciptaan 1000 investor.
Direktur utama PT Bursa Efek Indonesia Ito Warsito mengungkapkan pendirian galeri Bursa Efek sekaligus Indonesia di UMY bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang pasar modal kepada masyarakat dan mahasiswa. “Pendirian galeri BEI di UMY ini bukan sekedar untuk menciptakan investor tapi juga untuk memberikan tempat bagi mahasiswa UMY dan masyarakat untuk memahami pasar modal,” ujarnya pada jumpa pers acara tersebut.
Ito mengatakan perekonomian Indonesia sangat dipengaruhi oleh investasi baik yang datangnya dari investor asing maupun lokal. Jika jumlah investor lokal meningkat, sambung Ito, akan memberikan efek yang positif pada perekonomian Indonesia. “Pasar modal berkaitan dengan investasi, ekonomi Indonesia tumbuh karena investasi. Kami ingin memasyarakatkan investasi pasar modal,” katanya. Dengan semakin banyaknya investor domestik maka akan semakin menguatkan dunia investasi di Indonesia meski tetap tidak membatasi investor asing.
Pada kesempatan itu ia juga mengajak para mahasiswa untuk terjun ke dalam dunia pasar modal. Ito mengaku dunia pasar modal Indonesia saat ini masih kekurangan Sumber Daya Manusia sehingga ia berharap mahasiswa tertarik untuk terjun pada bidang tersebut. “Yang penting agar mahasiswa tertarik dengan pasar modal. Saat ini industri pasar modal masih kekurangan SDM, diharapkan mahasiswa dapat terjun dalam dunia pasar modal. Kami ingin lulusan UMY di industri pasar modal,” ungkapnya.
BEI, lanjut Ito, akan menurunkan pembelian minimal saham dari 500 saham perlot menjadi 100 perlot. Hal itu, kata Ito, akan membuat nilai investasi saham akan semakin terjangkau bagi mahasiswa. “Mulai tahun depan kita akan turunkan pembelian minimal saham dari 500 saham menjadi 100 saham perlot, sehingga nilai investasi saham makin terjangkau,” imbuhnya.
Senada dengan Ito, Nurhaida selaku Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan menganggap penciptaan 1000 investor dalam acara tersebut dapat menjadi sarana untuk melakukan pendalaman pasar. Ia menilai selama ini pasar modal Indonesia sangat di tentukan oleh investasi asing, sehingga menurutnya perlu untuk menambah pelaku pasar modal lokal untuk memperkuat investor domestik. “Diharapkan seluruh civitas akademika UMY berinvestasi di pasar modal, pasar modal kita sangat tergantung asing. Sehingga kita perlu perkuat investor domestik,” ujarnya.
Sementara itu Lela Hindasah., SE., M.Si selaku kepala Galeri Investasi UMY mengatakan, untuk memahami investasi di pasar modal tidak cukup hanya melalui teori di kelas tapi mahasiswa juga harus terjun langsung. “Belajar investasi tidak bisa hanya dengan teori tapi harus terjun langsung,” jelasnya.
Lela mengaku pihaknya selama ini telah memberikan pendampingan bagi mahasiswa UMY yang berminat belajar berinvestasi di pasar modal. Lebih jauh Lela mengutarakan, Galeri Investasi BEI 3 in 1 yang baru ini kerjasama antara UMY, BEI dan FAC. “Untuk mengajarkan mereka tentang pasar modal dan mekanisme transaksi saham, kita sediakan kelas kecil forum investor untuk mengenalkan software dan bagaimana trading saham. sehingga waktunya felksibel dan tidak mengorbankan kuliah,” paparnya. (Lalu)