Bangsa Indonseia saat ini sedang sakit parah, bahkan komplikasi. Hal tersebut dikarenakan maraknya kasus korupsi yang terjadi dalam birokrasi kita. Dari Pemerintah Daerah sampai ke Pemerintah pusat pun marak dengan kasus korupsi.
Demikian disampaikan oleh M. Busyro Muqoddas Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia dalam Seminar Nasional Silaturahmi Nasional (Silatnas) Korkom Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) se-Indonesia pada Sabtu (23/03) di Ruang Sidang AR. Fachrudin lantai 5 Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) . Seminar Nasional yang bertema “Refleksi Kebangsaan menuju Indonesia Bebas dari Korupsi” ini dihadiri pula oleh ketua Indonesia Corruption Watch (ICW) Cilacap Sulistiyo dan perwakilan IMM seluruh Indonesia.
Busyro menjelaskan bahwa sakitnya Indonesia karena permasalahan didalamnya. “Ada beberapa masalah yang menjalar di pemerintahan Indonesia. Pertama Split of Nation , apakah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sekarang telah dirusak oleh Pemimpin di daerah yang seharusnya mengakomodir rakyat kecil tetapi hanya mengedepankan kepentingan pribadi dan partai politiknya,” jelasnya.
Masalah kedua, lanjut ketua KPK adalah Political Floating Mass dimana partai politik hanya mencari massa saja. “Jarang sekali partai politik yang terjun ke masyarakat setelah mereka menjabat atau pemilu berakhir, mereka hanya membutuhkan masyarakat sebagai alat untuk mencapai kekuasaan mereka di pemerintahan,” lanjutnya.
Dari beberapa masalah tersebut akan menghasilkan beberapa dampak negatif bagi jalannya pemerintahan RI. “Jika demikian akan melemahkan control terhadap Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan nantinya akan menimbulkan praktek-praktek korupsi yang lebih besar dikalangan anggota dewan kita,” imbuhnya.
Busyro menuturkan bahwa semua itu karena Birokrasi kita yang semuanya dipengaruhi oleh partai politik. “Karena Birokrasi dipengaruhi oleh proses-proses politik maka akan lahir kepentingan politik di dalam birokrasi kita sehingga birokrasi hanya akan menjadi ajang korupsi saja,” tuturnya.
Di sisi lain Busyro memaparkan tentang fenomena praktek korupsi di Indonesia saat ini banyak dilakukan oleh politisi muda yang sedang produktif. “Mengapa demikian? Hal ini karena turut campur partai politik yang memanfaatkan keuntungan ketika sudah memperoleh kekuasaan,” paparnya.
Busyro mengungkapkan bahwa saat Indonesia membutuhkan pemimpin yang masih berpegang teguh pada ideologinya. “Indonesia masih butuh sekali Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki jiwa pemimpin professional yang berideologi kuat dan bisa bertransformasi,” ungkapnya.