Muhammadiyah terus bergerak dengan aksi-aksi konkret. Dengan beranggotakan insan-insan pejuang, Muhammadiyah terus memberikan bukti nyata. “Anggota Muhammadiyah bukan hanya berliterasi dan bernarasi, namun juga mengaktualisasikan setiap gerakan dengan bukti yang nyata. Narasi tanpa aktualisasi sama dengan halusinasi saja,” hal ini disampaikan oleh Dr. H. M. Busyro Muqoddas, SH., M.Hum., selaku Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Amanat ini disampaikan dalam kesempatan Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah di Gedung AR. Fachruddin B Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Jumat (29/9).
Rakernas LHKP PP Muhammadiyah kali ini diikuti oleh perwakilan dari 28 wilayah provinsi di Indonesia. Busyro juga menyampaikan, Muhammadiyah akan tetap hadir apabila suatu saat negara tidak hadir untuk masyarakat. “Muhammadiyah akan berusaha tetap hadir guna menguatkan pilar-pilar kenegaraan, apabila suatu saat negara tidak akan hadir atau semakin tidak hadir untuk kepentingan masyarakat. Terlebih lagi Muhammadiyah juga memiliki peranan penting di sektor politik dan ekonomi,“ tambah Busyro.
Dilangsungkan selama 3 hari, (29/9-1/10), Rakernas LHKP PP Muhammadiyah ini merupakan forum konsolidasi, koordinasi dan penyatuan langkah. Hal ini dengan tujuan agar gerak langkah LHKP sebagai salah satu lembaga Muhammadiyah akan aktif mengawal isu politik kebangsaan dan isu publik. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Dr. phil. Ridho Al-Hamdi, S.Fil.I., MA., selaku Ketua LHKP PP Muhammadiyah. “Peran Muhammadiyah dalam aksi pelayanan perlu dibuktikan dalam ruang publik, baik di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota bahkan desa,” ungkap Ridho.
Mengambil tema “Konsolidasi Politik Kebangsaan Muhammadiyah Menuju Indonesia Berkeadaban,” dikarenakan relevansi dengan lingkungan politik saat ini. “Tema yang kita pilih ini memiliki relevansi dengan iklim demokrasi yang beradab, sehat dan berkemajuan di tengah situasi politik yang semakin miskin akan nilai-nilai etika dan kemanusiaan,” jelas Ridho lagi.
Dalam kesempatan yang sama, Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM., ASEAN Eng., selaku Rektor UMY menyampaikan bahwa marwah Muhammadiyah tidak pernah terombang-ambing. “Muhammadiyah selalu memilki sikap dengan identitas dan nilai-nilai independensi. Hal ini juga berlaku dalam menyikapi isu-isu politik yang ada di Indonesia,” ujar Gunawan.
Ikut serta dalam aspek politik dengan menjadi perwakilan Muhammadiyah di pemerintah sangat penting adanya. “Silahkan jadi anggota DPR, DPRD dan lainnya. Tetapi tolong tidak dengan nafsu dan harus memegang kaidah-kaidah Islam dengan selalu mengingat kalau kita itu mengemban beban tugas untuk mendeskripsikan, melakukan eksplanasi dan komparasi terhadap fenomena politik yang muncul,” pungkas Gunawan. (zachra)