Segala hal yang kita lakukan dalam kehidupan harus dengan perhitungan dan kesadaran yang tinggi agar mampu mendapatkan hasil maksimal serta terutama mencapai keinginan kita. Sama halnya dalam Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT), perlu cara dan strategi yang baik. Hal tersebut dikemukakan oleh Kepala Biro Penjaminan Mutu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (BPM UMY), Dr. Mukti Fajar Nur Dewanta, S.H, M. Hum saat diskusi bersama rombongan Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon diruang komisi AR. Fachruddin A UMY, Sabtu (21/12).
Mukti menerangkan stretegi awal dalam penyusunan borang AIPT adalah pengumpulan data berupa dokumen prestasi dosen, mahasiswa ataupun universitas yang kesemuanya harus direkap secara rapi, sehingga mudah untuk melihat prestasi yang telah diperoleh universitas. “Perjuangan yang panjang dan butuh pengorbanan besar dalam AIPT itu adalah pengumpulan data. Kita akan mengetahui betapa pentingnya dokumen saat penyusunan tersebut,” jelas kepala BPM UMY ini.
Sedangkan untuk mendapatkan data atau dokumen yang banyak, pihak universitas harus mendorong dosen dan mahasiswa untuk aktif dalam segala kegiatan positif. Karena peran dosen dan mahasiswa serta karyawan menjadi kunci untuk keberhasilan universitas. “UMY bisa dikatakan dengan dana yang minimal, tapi dengan semangat dari pejabat sampai mahasiswa lah UMY mendapat akreditasi A,” ungkap Mukti Fajar.
Mukti menyarankann, setiap universitas hendaknya mempunyai suatu lembaga khusus untuk urusan akreditasi. Sehingga seluruh data bisa dikumpulkan disana dan dapat menjadi acuan data perjalanan universitas. Lembaga tersebut bukan hanya bermanfaat dalam AIPT, tapi yang lebih berat dari itu adalah untuk mempertahankan akreditasi. “Kita di UMY membuat lembaga baru untuk itu, kita beri nama lembaga perencanaan dan pengembangan,” katanya.
Sebelum mengajukan AIPT, menurut Mukti setiap universitas harus sudah tahu skor yang akan diperoleh. Sedangkan untuk menentukan skor, dapat diperoleh dari simulasi AIPT oleh pihak eksternal dan internal kampus itu sendiri. “Ini sangat penting, bahkan panitia eksternal dan internal di UMY kemarin seolah bermusuhan. Yang berperan menjadi assesor memarahi pihak kampus, itu demi tujuan kita untuk sukses,” terang Mukti.
Senada dengan Mukti Fajar, Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, MP selaku Wakil Rektor I UMY mengatakan, AIPT dapat memberikan perubahan manajemen dan kultur yang sangat baik bagi universitas. Karena AIPT mengajarkan untuk aktif dan lebih jeli dalam melihat kekurangan universitas. “Kalau kita sadar dengan kekurangan kita, maka kita bisa melakukan berbagai langkah untuk lebih baik lagi. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah komitmen bersama,” jelas Wakil Rektor I UMY yang juga dosen Fakultas Pertanian UMY ini.
Kunjungan Unswagati ke UMY, selain membahas strategi penyusunan borang AIPT juga akan melakukan kerjasama lainnya. “Kita juga ingin menjalankan Memorandum of Understanding (MoU) dengan UMY, baik itu dalam hal AIPT dan kerjasama progaram lainnya,” ungkap Rektor Unswagati Dr. H. Djakirin Machmud, SE,SH, M.Si dan disambut baik oleh pihak UMY. (syah)