Berita

Cegah Kebutaan Pada Mata Akibat Glaukoma dan Katarak

Glaukoma dan katarak merupakan penyakit pada mata yang dapat menjadi penyebab utama kebutaan. Penyebaran kedua penyakit ini semakin meningkat seiring dengan bertambahnya populasi penduduk dan pertambahan usia. Data dari Kementerian Kesehatan membuktikan bahwa glaukoma telah menjadi penyebab kebutaan paling banyak nomor 3 di Indonesia, dengan 4 hingga 5 orang per 1000 penduduk menderita glaukoma. Di sisi lain, penelitian dari World Health Organization (WHO) menyebutkan 40-45 juta dari 180 juta pasien dengan gangguan pengelihatan telah mengalami kebutaan yang disebabkan oleh katarak.

Dokter spesialis mata di Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Gamping, Yogyakarta dr. Yunani Setyandriana, Sp.M. mengatakan jika sangat penting untuk dapat melakukan deteksi dini terhadap glaukoma dan katarak. Ia pun mencontohkan perbedaan dari kedua penyakit ini, walaupun sama-sama menjangkiti mata.

“Glaukoma merupakan penyakit yang merusak saraf optik pada mata dan dapat menyebabkan kerusakan secara permanen pada pengelihatan, yang berujung pada kebutaan. Sementara katarak adalah suatu kondisi dimana lensa mata berubah menjadi keruh, menjadikan sinar yang masuk ke bola mata menjadi terhalang. Ini mengakibatkan pandangan menjadi buram dan juga dapat menyebabkan kebutaan,” jelas Yunani saat dihubungi pada Jum’at (18/8).

Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan glaukoma dan katarak. Walaupun banyak perbedaan, namun penggunaan obat-obatan dengan jangka panjang seperti steroid dan kortikosteroid dapat memicu munculnya dua penyakit mata ini.

“Memiliki riwayat penyakit tertentu seperti diabetes juga menjadi penyebab terjangkitnya glaukoma dan katarak. Glaukoma lebih sering terjadi pada pasien berusia lanjut di atas 40 tahun dan memiliki tekanan intraokular yang tinggi. Katarak, walaupun tidak ada rentang usia tertentu namun pola makan yang tidak sehat dan kebiasaan merokok juga dapat memicu munculnya katarak,” ungkap Yunani.

Pemeriksaan mata secara rutin menjadi penting dalam upaya pencegahan kerusakan pada pengelihatan. Yunani yang juga merupakan dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengungkapkan bahwa dengan menjaga gaya hidup sehat juga dapat meminimalisir kemungkinan terkena glaukoma maupun katarak. “Mengonsumsi makanan sehat terutama yamg mengandung vitamin C dan E, berolahraga, dan mengurangi rokok serta minuman beralkohol menjadi langkah awal untuk menghindari resiko penyakit pada mata,” imbuhnya.

Konsultasi dengan dokter mata juga sangat dianjurkan oleh Yunani, terutama jika memiliki keluarga dengan riwayat penyakit yang sama agar dapat segera dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. “Karena glaukoma dan katarak dapat muncul akibat diabetes, maka pengontrolan kadar gula dengan baik harus dilakukan demi mencegah munculnya kedua penyakit ini pada mata,” pungkas Yunani. (ID)