Semua usaha atau bisnis dalam bentuk apapun, harus mengelola laporan keuangannya secara tertib dan tepat. Sebab jika hal tersebut tidak dilakukan dengan baik maka bisnis yang dikelola suatu saat akan mengalami kebangkrutan. Hal tersebut sebagaimana ditegaskan oleh Drs Supriyanto MM selaku Pimpingan Bank Syariah BPD DIY cabang Cik Ditiro Yogyakarta pada acara Pelatihan Pengelolaan Keuangan Untuk Bisnis Start UP di Gedung AR Fachrudin A lt.5 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Sabtu, (8/12).
Laporan keuangan dikatakan Supriyanto, merupakan suatu hal penting dalam memantau pertumbuhan suatu bisnis. Akan tetapi hal tersebut kerap tidak dilakukan oleh para pedagang di pasar juga toko-toko yang berada di lingkungan masyarakat, atau usaha dan bisnis yang tergolong dalam skala kecil. Padahal hal tersebut penting untuk melihat kondisi usahanya. “Laporan keuangan itu penting walaupun bagi usaha atau bisnis kecil, kalau tidak dilakukan maka bagaimana mereka bisa melihat kondisi usahanya?. Karena semua jenis usaha atau bisnis dalam bentuk apapun itu, jika tidak mengelola laporan keuangannya dengan tertib dan tepat, makan akan campur aduk. Atau dalam artian akan mengalami kebangkrutan,” tegasnya.
Hal tersebut dia katakan karena sebagai pimpinan bank ia kerap bertemu dengan beberapa wirausahawan yang mengajukan permohonan bantuan dana usaha. Namun yang menjadi masalah adalah mereka tidak menyertakan laporan keuangan yang dikelola dengan baik bahkan tidak memilikinya. Masalah ini tentu akan menyulitkan bank dan pihak pemohon dana. “Jadi sulit untuk menganalisa kelayakan para pemohon, karena data yang tidak lengkap, padahal bank bisa mendukung mereka dengan bantuan dana yang bisa kita berikan,” ungkapnya.
“Laporan keungan yang dikelola dengan baik itu bukan hanya berisi pemasukan dan pengeluaran. Namun juga mencatat keuntungan, kerugian, transport, aset yang dimiliki, juga urusan dengan karyawan seperti gaji. Selain itu yang paling penting adalah sesuai dengan pedoman Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dari Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI),” ujar Supriyanto.
Tak hanya itu, laporan keuangan juga bisa menentukan masa depan perusahaan, karena hal tersebut sangat berguna selain untuk diri sendiri juga untuk investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, pelanggan juga pemerintah. Namun sayang saat ia melakukan pengecekan kepada pedagang di pasar-pasar, banyak dari pedagang yang mencatatnya sembarangan. “Ke pasar atau toko banyak yang mencatatnya tidak tertib dan sembarangan seperti dibalik dus rokok,” ungkapnya.
Oleh Karena itu Supriyanto mengajak seluruh wirausahawan terutama tingkat kecil dan yang baru memulai usaha (start up) untuk mengelola laporan keuangan dengan baik. Bahkan sebelum binsnis berjalan, laporan keuangan harus sudah diperhatikan. “Fikirkan lalu garap laporan keuangan sejak dini, agar kita dapat mengetahui usaha kita ini nantinya akan untung atau malah buntung,” jelasnya.
Kegiatan Pelatihan Pengelolaan Keuangan Untuk Bisnis Start UP ini juga dihadri oleh mahasiswa-mahasiswa UMY. Kegiatan ini juga merupakan bentuk program Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Syariah BPD DIY dengan Pusat Inkubasi Bisnis dan Kewirausahaan (PBIK) yang berada dibawah naungan Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni (LPKA) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sebagai mitra. (Pras)