Berita

Diberi Kesempatan Tiga Kali, Tim KRSI Harus Pikat Dewan Juri

IMG_9999
Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI) diikuti oleh 18 tim dari berbagai universitas di Indonesia  yang saat ini diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta telah menyelesaikan putaran pertama dari tiga putaran yang disyaratkan untuk melaju ke babak perempat final. Pada Sabtu (13/6) robot-robot yang lincah menari ini diberi kesempatan tampil sebanyak tiga kali untuk menunjukan performa terbaiknya.
Penanggung Jawab KRSI, Iswanto mengatakan. Satu tim terdiri dari dua robot yang masing masing robot diberi kesempatan tiga kali tampil di panggung. Robot –robot yang berpasangan tersebut juga diharuskan untuk mecapai zona-zona yang yang telah ditentukan untuk mendapatkan point.
“Masing-masing tim terdiri dari dua robot, dan setiap tim diberi kesempatan tiga kali nampil untuk kemudian dinilai oleh para juri. Para robot-robot  ini juga harus mencapai zona yang telah ditentukan untuk mendapatkan point”, ujarnya.
Untuk penilaian dari KRSI sendiri, Iswanto menjelaskan bahwa selain menilai dari keindahan tarian, juga akan menghitung setiap robot yang mengalami error akan dikurangi pointnya. Kemudian, masing-masing robot juga diberi kesempatan selama tiga menit 28 delapan detik untuk menampilkan performanya. “Tim diberi kesempatan menari selama tiga menit 28 detik, masing-masing tim juga akan dikurangi pointnya ketika robotnya mengalami error ”, jelasnya.
Iswanto juga menambahkan, untuk arena lomba dari KRSI sendiri,  dibagi menjadi empat zona. Yaitu zona start, zona tengah, zona perang, dan zona penutup. Sementara itu untuk ukuran dari panggung KRSI sendiri adalah 2×3 meter. “Arena dari KRSI itu ada empat zona di arena lomba untuk dinilai, ketika robot yang menari itu mencapai zona tertentu, maka dia diberikan nilai,” tambahnya.
Masing-masing robot tari dari tim KRSI tersebut memiliki  nama yang mempunyai cerita tersendiri dan mencerminkan daerahnya sendiri, seperti Bunyuang (Politeknik Negeri padang), Bingkuang (Universitas Negeri Padang) , Badaya (Universitas telkom), Robusterra (Universitas Gadjah Mada), Erisa  (Politeknik Elektronik Negeri Surabaya), Vi-Rose (Institut teknologi Sepuluh November), Rosmeri UNY (Universitas Negeri Yogyakarta), Dago Concordia (Institut Teknologi Bandung), barelang 6,1 (Politeknik Negeri Batam), Azka & Agra (Universitas Brawijaya), Isola_A.3 (Universitas Pendidikan Indonesia), Lanange Jagad (Universitas Ahmad Dahlan), CMCS_Art (Politeknik Negeri Ujung Pandang), Ashvara (Universitas Indonesia), Euro Arte (Universitas Sam Ratulangi), Batuah (Politeknik Negeri Banjarmasin), Jan’nah 2 (Universitas Semarang), dan  Krakatau 5.5 (STMIK Teknokrat Bandar Lampung).