Berita

Dibutuhkan Kesadaran Para Pedagang tentang Bahayanya Plastik dan Sterofom

tim PKM-M sedang memberikan penyuluhan kepada pedagang tentang bahaya penggunaan sterofom untuk pengemas makanan

Umumnya, para pedagang kaki lima masih banyak yang menggunakan palstik atau sterofom untuk mengemas makanan yang dijajakannya. Mereka pun beralasan bahwa makanan yang dikemas dengan sterofom misalkan, terlihat lebih cantik dan menarik minat pembeli. Padahal, penggunaan plastik atau sterofom untuk mengemas atau membungkus makanan itu bisa membahayakan kesehatan.

Untuk itulah, berdasarkan hal tersebut empat mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yakni Vini Dwiki Windari, Redhita Febri Athifah, Afriyansah Tanjung, dan Sri Yulianti Yoisangaji merasa perlu menyadarkan para pedagang. Di samping karena minimnya pengetahuan mereka tentang bahaya penggunaan plastik atau sterofom untuk makanan, umumnya para pedagang tersebut rata-rata hanya mengenyam pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD).

Vini Dwiki Windari, selaku ketua tim pelaksana PKM-Pengabdian Masyarakat juga mengakui bahwa para pedagang tersebut sebenarnya sudah mengetahui adanya peraturan yang melarang penggunaan plastik atau sterofom untuk makanan. “Akan tetapi, karena masih minimnya pengetahuan mereka tentang bahayanya, masih saja banyak pedagang yang menggunakan plastik atau sterofom untuk mengemas makanannya,” ungkapnya saat ditemui di Biro Humas UMY, Selasa (15/7).

Namun menurut penelitian Vini, para pedagang itu hanya memikirkan keuntungan tanpa mempedulikan kesehatan konsumennya. Selain itu, para pedagang juga hanya memanfaatkan para konsumen untuk modal kehidupan. “Padahal sudah terbukti bahwa kemasan makanan dari plastik atau sterofom itu sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Karena ia bisa menimbulkan banyak penyakit seperti pusing, jantung berdebar-debar, grastolin testinal, bahkan jangka panjangnya bisa menyebabkan penyakit kanker kulit dan koma. Begitu juga dengan plastik makanan. Plastik itu tidak bisa diolah kembali sehingga dapat merusak lingkungan,” ujarnya.

Karena itulah, lanjutnya lagi, ia bersama timnya berupaya memberikan penyadaran kepada para pedagang yang berada di sekitar kampus UMY, tentang pentingnya menjaga kesehatan tubuh dan lingkungan konsumennya, dengan tidak mengemas makanan yang dijualnya menggunakan plastik atau sterofom. “Pertama kami melakukan penyuluhan kepada para pedagang yang ada di sekitar kampus, mengenai bahayanya penggunaan plastik atau sterofom untuk makanan. Kemudian juga mengundang LSM dan dokter untuk memberikan penjelasan kepada pedagang,” ungkap mahasiswi Ilmu Hukum UMY ini lagi.

Setelah melakukan upaya penyuluhan tersebut, Vini bersama timnya lantas mengajak para pedagang untuk bekerjasama mengubah kemasan makanan tersebut pada kemasan makanan yang sehat dan ramah lingkungan. “Kemasan yang sehat dan ramah lingkungan itu misalkan seperti kotak makanan, kertas minyak atau juga yang berasal dari tumbuhan dan dedaunan. Harapannya, dengan adanya kegiatan dari kami ini, para pedagang bisa lebih menyadari bahwa menjaga kesehatan tubuh konsumen dan lingkungan itu juga penting. Sehingga mereka tidak lagi menggunakan bahan pengemas makanan seperti plastik atau sterofom yang justru membahayakan kesehatan tubuh dan lingkungan,” pungkasnya.