Dalam rangka memperingati Hari Kemanusiaan Sedunia, Humanitarian Forum Indonesia (HFI) bekerjasama dengan Disaster Resource Partnership (DRP) dan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UN OCHA), menyelenggarakan diskusi dan kampanye “The World Needs More…”. Pada acara yang diselenggarakan di ruang sidang utama AR. Fakhruddin A lantai 5 Kampus Terpadu UMY, Selasa (10/9), HFI mengajak seluruh masyarakat Indonesia, khususnya pelajar dan mahasiswa untuk ikut berpartisipasi dalam mendonasikan suaranya melalui sosial media. Acara ini juga bekerjasama dengan beberapa lembaga lain seperti, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Yayasan Kristen Untuk Kesehatan Umum (YAKKUM Emergency Unit), dan Pusat Studi Lingkungan dan Bencana UMY.
Victor Rembeth mewakili DRP dan UN OCHA dalam sambutannya memaparkan bahwa dunia sosial media saat ini bukan lagi menjadi hal baru. Bahkan lewat sosial media juga perubahan pada suatu negara bisa terjadi, seperti terjadinya Arab Spring yang dipicu karena sosial media Twitter. “Karena itu, tahun ini kami juga akan memanfaatkan keberadaan Twitter itu untuk menyuarakan aspirasi dan keinginan kita pada dunia. Melalui tagline “The World Needs More …” masyarakat Indonesia bisa menyumbangkan dana bagi keamanan dunia,” paparnya.
Ia juga menjelaskan bahwa jika satu orang menuliskan dan menyebarkan tagline tersebut melalui twitter atau websitewww.worldhumanitarianday.org, para sponsor dari perusahaan-perusahaan besar akan mendonasikan US$ 1 atas partisipasinya dalam kegiatan kemanusiaan di dunia. “Misalkan kita menulis #theworldneedsmore #peace, maka akan ada satu perusahaan yang mensponsorinya dengan US$ 1. Dan untuk tahun ini kami targetkan ada 1 juta orang yang akan menulis itu. Kemudian dana yang terkumpul akan kami berikan pada negara-negara miskin yang sedang dilanda krisis kemanusiaan, seperti Afghanistan, Sahel di Afrika, dan Syiria atau Mesir,” jelasnya.
Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Prof. Dr. Bambang Cipto, MA juga mengharapkan bahwa kegiatan ini, bisa memberikan pengetahuan pada mahasiswa, bahwa mereka juga memiliki peran yang cukup besar dalam membantu menanggulangi krisis kemanusiaan dunia. “Kebetulan kita tinggal di negara yang jauh dari pusat-pusat konflik dunia. Namun kita juga harus menyadari bahwa kita memiliki peran dalam membantu mengurangi konflik kemanusiaan tersebut. Semoga acara ini bisa membangkitkan semangat muda kota Jogjakarta. Dan mudah-mudahan Indonesia tetap bertahan menjadi negara yang peace full,” ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Dr. Rahmawati Husein, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), mahasiswa mempunyai peran sangat besar pada masa-masa tanggap darurat konflik atau bencana. Mereka bisa menjadi relawan yang akan sangat membantu para korban konflik atau bencana tersebut. “Mahasiswa jurusan apapun tidak ada alasan untuk tidak ikut membantu dan menjadi relawan. Mereka bisa saja membantu dalam hal umum seperti pembersihan lokasi, dapur umum, dan asisten di rumah sakit. Atau mereka juga bisa membantu dalam hal khusus seperi tim SAR, KSR, PMI, Pramuka, Pencinta Alam, kemudian dalam hal psikososial, IT, atau pun media center,” ungkapnya.
Sementara itu, Sigit Wijayanta mewakili YAKKUM Emergency Unit mengatakan bahwa, yang diperlukan pada saat kondisi krisis kemanusiaan itu adalah mahasiswa. Sebab mahasiswa memiliki solidaritas sosial yang tinggi, semangat dan jiwa nekat atau pemberani, dan sisi berbeda yang tidak dimiliki oleh orang-orang pada umumnya. “Untuk itulah kita membutuhkan peran dari para mahasiswa untuk bisa membantu mengurangi krisis kemanusiaan ini. Maka untuk semua mahasiswa, tentukan sekarang apa yang Anda butuhkan untuk dunia, melalui pesan “The World Needs More …” itu,” pungkasnya. (addhuhry)