Untuk mendorong mahasiswa menjadi entrepreneur yang sukses maka seorang dosen harus memiliki pengalaman dalam mengelola sebuah bisnis atau usaha. Teori yang diajarkan tanpa sebuah pengalaman dari seorang tenaga pengajar juga akan menjadi sia-sia. Untuk itu dosen diharapkan paling tidak memiliki pengalaman dalam mengelola suatu usaha.
Hal ini disampaikan oleh Sutrisno Bachir, SE saat menjadi keynote speaker dalam Rapat Kerja Tahunan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta(RKT-UMY) dengan tema “Memantapkan Kualitas Pelayanan Untuk Mewujudkan Edupreneurship Unggul dan Islami”, bertempat di Asri Medical Center (AMC) UMY, Selasa (17/7). Acara ini juga dihadiri oleh Rektor UMY Ir. H.M. Dasron Hamid, M.Sc, serta pejabat struktural di lingkungan UMY.
Menurut Sutrisno, dosen tidak harus memiliki bisnis atau usaha dalam skala yang besar tetapi apapun bisnis itu yang terpenting adalah pengalaman dalam mengelolanya. “Pengalaman dalam mengelola bisnis itulah yang paling penting sehingga ketika berbicara teori maka akan bisa dibarengi dengan kisah pengalaman kita dalam mengelola bisnis tersebut” ujarnya.
Sutrisno menuturkan untuk menjadi seorang entrepreneur itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu faktor keturunan, lingkungan dan pendidikan. “Dalam hal ini UMY mengembangkan entrepreneurship itu pada faktor pendidikan karena jelas tugas utamanya adalah mendidik namun juga harus bisa menumbuhkan lingkungan belajar yang berbasis enterpreneurship seperti, sehingga mahasiswa semakin termotivasi” tuturnya.
Dalam kesempatannya Sutrisno juga menjelaskan UMY sebagai peguruan tinggi Islam yang besar memiliki peluang untuk dapat bekerja sama dengan beberapa bank dan tentunya yang berbasis syariah dan ini adalah peluang untuk membantu mahasiswa untuk mengembangkan usahanya. “Dengan hubungan yang baik antara UMY dengan perbankan tadi maka UMY bisa mempromosikan usaha yang dimiliki mahasiswa sehingga pihak bank tadi tertarik dan mau memberikan modal untuk mengembangkan usaha mahasiswa menjadi lebih baik” pungkasnya.