Berita

Dosen dan Mahasiswa PBJ UMY Kembali Raih Beasiswa The Japan Foundation

IMG_0052
Sonda Sanjaya, S.S., M.Pd (Kaprodi PBJ UMY) bersama mahasiswa dan dosen PBJ UMY yang berhasil meraih beasiswa dari Japan Foundation, Gina Maryana (tengah) dan Wistri Meisa S.Pd (kanan)

Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang (PBJ), Fakultas Pendidikan bahasa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), untuk yang kedua kalinya mengirimkan dosen dan mahasiswanya yang berhasil lolos seleksi beasiswa yang diselenggarakan oleh Japan Foundation. Dalam kesempatan tersebut, dosen PBJ Wistri Meisa, S.Pd serta mahasiswa prodi bahasa jepang Gina Maryana, berhasil terpilih beserta 30 peserta lainnya se-Indonesia dalam Language Education Capacity Buiding Southeast Asian Teacher Training Collage Course in Japan. Keduanya akan mengikuti program tersebut selama 45 hari sejak tanggal 28 Oktober hingga 11 Desember 2015 di Kansai, Jepang.

Kepala Prodi Pendidikan Bahasa Jepang, Sonda Sanjaya, S.S, M.Pd mengungkapkan bahwa Program Japan Foundation ini merupakan program beasiswa yang diberikan bagi dosen dan mahasiswa se-Indonesia bagi setiap kampus yang memiliki jurusan bahasa Jepang. “Program ini dikhususkan bagi prodi bahasa Jepang di Indonesia. Semua dosen dan mahasiswa diberi kesempatan untuk mengikuti seleksi. Sedangkan ini adalah yang kedua kalinya kami berhasil lolos seleksi,” ungkapnya saat ditemui di kantor pendidikan bahasa Jepang UMY pada Kamis, (22/10).

Sonda kembali menjelaskan bahwa para peserta untuk mendapatkan beasiswa dari Japan Foundation harus memiliki sertifikat JLPT (Japanese Language Proficiency Test). Dalam bahasa Jepang lebih dikenal dengan istilah Nihongo Nouryoku Shiken, disingkat noroken atau noken. “Noken ini hampir mirip dengan tes Toefl. Supaya mahasiswa dari pendidikan bahasa Jepang lolos seleksi, mahasiswa harus memiliki nilai minimal N-4. Level yang paling tinggi adalah N-1, sedangkan yang paling rendah adalah N-5,” Jelas Sonda.

Selain itu Wistri Meisa S.Pd mengatakan, selain harus memiliki kemampuan bahasa Jepang yang tidak diragukan lagi, setiap peserta juga diharuskan membuat esai yang telah ditentukan oleh pihak Japan Foundation. “Pertama dalam proses seleksi yaitu seleksi dokumen dan selanjutnya membuat esai seperti yang ditentukan Japan Foundation. Menulis esai tersebut merupakan salah satu syarat utama untuk mendapatkan beasiswa tersebut,” ungkapnya.

Wistri menambahkan, hal yang perlu dipersiapkan selama 45 hari di Jepang yaitu mental. Baginya mental adalah hal utama yang harus dipersiapkan karena kondisi dan suasana yang berbeda di Indonesia. “Jadwal dan kegiatan di sana lumayan padat dari jadwal yang kami terima. Selain mempersiapkan mental, kesehatan juga harus dijaga. Hal ini karena cuaca yang berbeda dengan cuaca di Indonesia,” tambahnya.

Selama 45 hari tersebut, Wistri menjelaskan bahwa para peserta akan menjalankan aktivitas training mengenai pelajaran dan pengajaran bahasa Jepang. Bagi mahasiswa menurutnya, pada kesempatan tersebut juga akan diberi pembelajaran bahasa Jepang dan mengenal budaya Jepang. Sementara para dosen yang terpilih akan mempelajari metode pembelajaran bahasa Jepang yang baik untuk membangun kapasitas dosen pengajar.

Sementara itu, Gina Maryana yang merupakan mahasiswa dari prodi pendidikan Bahasa Jepang semester 5 menjelaskan bahwa, untuk lolos menjadi salah satu peserta beasiswa dari Japan Foundation harus sesuai dengan persyaratan yang diberikan oleh program tersebut. “Persyaratan harus memiliki sertifikat JLPT yang merupakan kemampuan bahasa Jepang. Selain itu membuat esai yang baik sesuai dengan tema yang ditentukan. Untuk Mahasiswa sendiri proses seleksi di tingkat internal, setelah lolos langsung diseleksi langsung oleh pihak Japan Foundation,” jelasnya.

Dengan terpilihnya menjadi salah satu peserta penerima beasiswa tersebut, keduanya berharap program tersebut juga berlanjut pada tahun-tahun berikutnya. “Harapan tentunya pulang jangan dengan tangan kosong. Harus punya ilmu yang didapat selama proses pembelajaran di Jepang. Baik dosen maupun mahasiswa untuk yang tahun depan dapat lolos seleksi,” harap Wistri. Sedangkan Gina juga berharap agar ilmu yang didapat dapat bermanfaat untuk kedepannya, dan tentunya PBJ untuk tahun depan bisa kembali lolos seleksi untuk mendapatkan kesempatan beasiswa dari Japan Foundation. (hevi)