Berita

Dosen FEB UMY Beri Pelatihan Pemasaran Digital di Malaysia

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Prof. Rizal Yaya, S.E., M.Sc., Ph.D., Ak., CA., CRP, bekerja sama dengan International Islamic University Malaysia (IIUM) mengadakan “Program Latihan Celik Kewangan dan Pemasaran Digital” pada Minggu (14/5) di Masjid Al Syakirin, Gombak, Malaysia. Pelatihan didasari kebutuhan peserta untuk memasarkan produknya melalui sosial media TikTok. Tidak hanya itu, sistem pencatatan keuangan juga menjadi hal yang diperlukan oleh peserta.

Pelatihan diikuti oleh 26 orang yang berasal dari jamaah penerima zakat Masjid Al Syakirin, Gombak, Malaysia. Pelatihan ini merupakan kegiatan dari program kolaborasi yang bertajuk “UMY-IIUM International Community Service Project on Improving Enterpreneural Skills for SMEs to Achieve SDGs,” antara UMY bersama IIUM. Program ini hadir guna mewujudkan catur dharma perguruan tinggi.
Dalam memberikan pelatihan laporan keuangan, Prof. Yaya bekerja sama dengan Dr. Fatin Husna Binti Suib yang menyampaikan materi mengenai digital marketing dan Assoc. Prof. Dr. Dzuljastri Bin Abdul Razak yang membahas perihal pendanaan yang halal. Keduanya merupakan dosen dari IIUM.

Prof. Yaya ketika dihubungi via WhatsApp pada Rabu (24/5) menjelaskan, bahwa terdapat keberagaman kondisi mengenai pencatatan keuangan dan jenis usaha setiap peserta. “Dari 26 peserta, kondisi penjualan mereka beragam. Ada yang masih merintis, ada pula yang memiliki usaha dalam kondisi berkembang dan lainnya. Hal yang sama juga berlaku pada kegiatan pencatatan keuangan usaha. Ada yang sudah mencatat laporan keuangannya, dan ada pula yang belum mencatatkan laporan keuangannya,” ungkapnya.

Untuk menunjang keberhasilan penjualan produk, UMY dan IIUM menghibahkan perlengkapan pembuatan konten pemasaran melalui TikTok, meliputi lighting, tripod hingga wireless microphone. Prof. Yaya berharap melalui seluruh alat perlengkapan dan ilmu yang diberikan dapat memberikan kemudahan dan peningkatan terhadap penjualan produk peserta.

“Dengan adanya pelatihan dan hibah perlengkapan untuk membuat konten, diharapkan penjualan produk peserta akan meningkat. Serta mereka akan perlahan diketahui oleh khalayak luas. Karena TikTok sendiri merupakan sosial media yang cukup populer di Malaysia,” pungkasnya. (Zachra)