Berita

Dosen UMY Beri Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas Pokdarwis Banyurejo

Sebagai salah satu faktor utama dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, sektor pariwisata menjadi sektor yang selalu dibenahi. Sebagian dari upaya tersebut adalah pembekalan sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya agar lebih berkompeten. Desa wisata yang memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi pariwisata pun masih banyak yang belum mempunyai sistem yang terintegrasi dengan baik.

Hal tersebut yang menjadi perhatian utama dari Sakir Ridho Wijaya, S.IP., M.IP. dan tim Matching Fund Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), yang dengan sigap mengadakan pelatihan dan peningkatan kapasitas kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kelurahan Banyurejo, Kecamatan Tempel, Sleman. Pokdarwis ini yang kemudian akan menjadi landasan bagi desa wisata kreatif dalam mengembangkan sektor pariwisata mereka.

Pelatihan yang diadakan pada Rabu (09/11) ini berlokasi di Hotel Prima SR dan dihadiri oleh perangkat Kelurahan Banyurejo dan peserta pelatihan yang terdiri dari anggota Pokdarwis serta mahasiswa prodi Ilmu Pemerintahan UMY dan prodi Desain Komunikasi Visual Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Diadakannya pelatihan yang juga bertujuan untuk memperkuat tata kelola kelembagaan Pokdarwis ini merupakan salah satu program dari tim Matching Fund UMY dalam membentuk Creative Tourism Village yang terintegrasi.

Matching Fund sendiri merupakan sebuah program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai bentuk dukungan dalam membentuk kolaborasi antara lembaga perguruan tinggi dengan pihak industri. UMY pada tahun ini menjadi salah satu perguruan tinggi yang berhasil mendapatkan bantuan pendanaan melalui program pengintegrasian potensi wisata di Kelurahan/Desa.

Sakir Ridho Wijaya selaku ketua tim Matching Fund UMY mengatakan bahwa pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari program sebelumnya yang sudah didiskusikan setelah pembentukan Pokdarwis yang diberi nama Pokdarwis Banyuaji. “Mimpi ke depannya adalah bagaimana nanti Kelurahan Banyurejo bisa memiliki wisata desa, dimana salah satu misi kami ialah wisata desa untuk kesejahteraan masyarakat,” ujar Sakir yang juga merupakan dosen Ilmu Pemerintahan UMY.

Kegiatan pelatihan ini diisi oleh tiga pemateri yang kompeten di bidangnya, diantaranya adalah Dr. Rudy Suryanto, S.E., M.Acc., Ak., CA yang merupakan founder dari Bumdes.id, sebuah platform yang memiliki fokus untuk membantu mengelola badan usaha milik desa. Rudy menyampaikan materi bertemakan penguatan kapasitas pokdarwis dalam membangun desa wisata kreatif. Ia mengatakan bahwa fokus utama yang harus diperhatikan oleh desa wisata adalah bagaimana cara untuk memasarkan suatu produk atau jasa.

“Ini bukan masalah produk, tapi bagaimana cara kita menjual produk. Contoh skemanya bisa dimulai dari proses produksi, misalkan produk yang dijual adalah hasil olahan pertanian, maka tentukan siapa yang menanam, siapa yang mengemas dan siapa yang menjual produknya,” jelasnya.

Selain materi yang dibawakan oleh Dr. Rudy Suryanto, terdapat dua materi lainnya yang masih berkesinambungan yaitu desain kelembagaan pokdarwis dan pemetaan potensi UMKM. Masing-masing materi tersebut diisi oleh Heru Purwanto selaku Koordinator Bidang Pemasaran Pokdarwis Nglanggeran dan Ir. Nursetiawan, S.T., M.T., Ph.D. selaku dosen Teknik Sipil UMY. Kegiatan pelatihan pun diakhiri dengan Focus Group Discussion (FGD) mengenai rancangan desain kelembagaan Pokdarwis Banyuaji. (ID)