Berita

Dosen UMY Lakukan Pengabdian Tingkatkan Kemampuan Prehospital

Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melakukan pengabdian masyarakat dengan pelatihan Prehospital kepada para tim Ambulans Mandiri kota Yogyakarta, pada Sabtu (04/02) di Rumah Sakit AMC Muhammadiyah Yogyakarta. Selain menggandeng RS. AMC Muhammadiyah, dr. Nova Maryani, MMR., Sp. An. selaku ketua tim pengabdian juga turut menggandeng Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif FK- KMK UGM- RSUP Dr. Sardjito dalam melakukan pengabdian ini.

dr. Nova mengaku melakukan pengabdian Prehospital yang menargetkan tim Ambulans Mandiri agar bisa meningkatkan kapasitas para tim garda depan sebelum ditangani tim medis. “Saya sering sekali mendapatkan pasien dalam kondisi gawat darurat yang kadang datang dengan ambulance mandiri dan tidak ada penanganan Prehospital. Mungkin minimnya kapasitas tim relawan ambulan mandiri sebagai penolong pertama juga menjadi suatu penyebabnya, jadi salah satu tujuan pengabdian ini adalah meningkatkan kapasitas mereka sebagai penolong pertama,” tutur Nova.

Nova juga menganggap dokter dan perawat bukan ujung tombak penanganan pasien gawat darurat tetapi penanganan Prehospital lah yang bisa meningkatkan survival rate para pasien. Dengan menguatkan penanganan Prehospital ia yakin akan jauh lebih banyak orang mampu diobati dan diselamatkan secara optimal. Tim ambulan mandiri yang datang dalam pengabdian ini kebanyakan merupakan relawan dari Muhammadiyah, Nova juga ingin membuat sistem yang terintegrasi bagi tim ambulan mandiri ini.

“Saya ingin sekali bisa berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait untuk membuat sistem terintegrasi seperti 911 atau juga Jogja Service Center integrasi khusus ambulan rumah sakit se-Jogja, namun bedanya ini versi Ambulan Mandiri Muhammadiyah. Jadi kita buat sistem ini khususnya untuk ambulan mandiri “AmbulanMu” dulu,” ujarnya.

Relawan Ambulance Muhammadiyah diberikan pelatihan CPR oleh tim pengabdian dosen UMY

Nova juga telah berkomunikasi dengan dinas-dinas terkait untuk membangun sistem integrasi ambulance mandiri ini. “Karena ambulan mandiri ini kan berbeda dengan ambulan rumah sakit, karena ini berbasis community jadi kita perlu tahu ambulan ini akan bernanung dimana, perizinnannya seperti apa karena ambulan mandiri ini juga kan memberikan kontribusi Prehospital yang tinggi,” lanjutnya.

Nova juga ingin sekali apa yang ia lakukan ini bisa memacu pihak-pihak lain untuk berkolaborasi dengan ambulan mandiri. “Saya sangat berharap apa yang saat ini kita kerjakan bisa menjadi sebuah trigger bagi pihak pihak lainnya untuk melakukan kolaborasi dengan ambulan mandiri agar penanganan Prehospital di Jogja optimal dan juga tepat guna, namun saya yakin jika ide ide ini bisa dilanjutkan oleh rekan sejawat saya lainnya,” imbuhnya.

drg. Betha Candra Sari, M.PH. sebagai Direktur Utama RS. AMC Muhammadiyah dalam sambutannya mengatakan jika kegiatan pengabdian Prehospital sangat tepat dilakukan dalam menolong korban gawat darurat.

“Di Jogja sendiri kecelakaan lalu lintas cukup tinggi, dan kadang pasien yang datang ke Rumah Sakit belum mendapatkan penanganan Prehospital. Prehospital ini bisa dilakukan siapa saja yang sudah terlatih tidak melulu tim medis. Kegiatan pengabdian seperti ini sangat tepat dilakukan, semakin banyak orang yang terlatih maka sebakin banyak orang yang mendapat penangan yang tepat,” ujarnya.

Senada dengan drg. Bertha, Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta yang dalam hal ini diwakili oleh Eko Rahmadi, S.KM., M.P.H. selaku Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan, menuturkan jika pelatihan ini sangat penting sebagai suatu upaya penanganan korban gawat darurat.

“Dalam keadaan gawat darurat, penangan korban pada satu jam pertama atau Prehospital sangatlah penting untuk menyelamatkan korban. Pelatihan Prehospital ini menjadi sangat penting untuk menguatkan semua stakeholder yang terlibat,” tuturnya. (RM)