Berita

Dua mahasiswi UMY wakili Indonesia dalam Asia Pacific Youth Conference

Dua mahasiswi Hubungan Internasional-International Class Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Nurul Huda Rosadi dan Dwiarlinda R. Dewi menjadi wakil delegasi Indonesia dalam 16th Asia Pacific Youth Conference (APYC) yang bertemakan Discovering together: Personal Change, Commitment and Action in the Era of Globalization. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Initiative of Change (IofC) ini diikuti oleh 100 peserta dari 14 negara di wilayah Asia Pacific pada 30 Juli- 4 Agustus 2010 di MBS Recreation and Training Centre, Selangor, Malaysia. Acara dibuka oleh Chairman IofC Malaysia yang juga menantu Mahatir Muhammad, Tan Sri Dato Paduka Saleha.

Dua mahasiswi Hubungan Internasional-International Class Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Nurul Huda Rosadi dan Dwiarlinda R. Dewi menjadi wakil delegasi Indonesia dalam 16th Asia Pacific Youth Conference (APYC) yang bertemakan Discovering together: Personal Change, Commitment and Action in the Era of Globalization. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Initiative of Change (IofC) ini diikuti oleh 100 peserta dari 14 negara di wilayah Asia Pacific pada 30 Juli- 4 Agustus 2010 di MBS Recreation and Training Centre, Selangor, Malaysia. Acara dibuka oleh Chairman IofC Malaysia yang juga menantu Mahatir Muhammad, Tan Sri Dato Paduka Saleha.

IofC merupakan jaringan internasional bagi pemuda di seluruh dunia yang berkomitmen dalam meciptakan perubahan yang dimulai dari diri sendiri. Saat ini terdapat tiga kantor pusat IofC di Australia (untuk wilayah Pacific), India (wilayah Asia), dan Internasional (wilayah Swiss). Di Indonesia sendiri, kantor IofC berada di Jakarta. Tercatat 11 pemuda, sebagian besar dari beberapa universitas di Indoneisa menjadi wakil Indonesia dalam kegiatan ini.

Selama enam hari, para delegasi mengikuti serangkaian kegiatan yang diharapkan mampu melahirkan agen perubahan (agent of change) sebagai pemimpin masa depan yang lebih baik bagi Negara. Kegiatan tersebut, diantaranya plenary session, reflection in family groups, workshops, cultural performance, night market, dan open space.

Menurut tim inti IofC Indonesia, Alwazin Abdullah, saat ini negara membutuhkan para pemimpin yang mampu memberikan perubahan baik dan tepat bagi. Untuk melahirkan para pemimpin yang mampu menjadikan Indonesia lebih baik, sesorang harus memulai dari dirinya  sendiri. “Jika seseorang belum bisa menyelesaikan permasalahannya sendiri dan menjadi pribadi yang lebih baik, maka ia tak akan mampu membantu orang lain, bahkan membangun Negara yang lebih baik,” jelasnya saat ditemui di MBS, Selangor, Malaysia, Selasa (3/8) malam.

Plenary session sendiri terbagi menjadi tiga tema, yaitu Action: Making a Difference, Change: The First Step, dan Commitment: Initiative of Change and Action. Dalam night market, para delegasi dapat berbagi segala sesuatu yang berasal dari Negara asalnya, seperti makanan, musik, buku, film, maupun dialog atau ide dalam dikemas dalam suasana bazaar yang santai namun diharapkan mampu menginspirasi peserta dari Negara lainnya.

Setiap delegasi Negara akan mempertunjukkan hasil kebudayaan nasional masing-masing yang berupa lagu, tarian, kostum, makanan khas, serta segala hal yang berhubungan dengan negaranya. Tari Sajojo asal Papua dipilih menjadi tarian yang akan ditampilkan dalam malam pertunjukan budaya.

Selain itu, delegasi Indonesia mendapat kesempatan untuk menjalani program home-stay selama dua malam di rumah warga Malaysia. Nurul Huda Rosadi, menuturkan home stay menjadi pengalaman unik untuk mengetahui kehidupan sehari-hari. “Meskipun secara geografis Indonesia dan Malaysia merupakan Negara tetangga, namun mengenal lebih dekat dan langsung kebiasaan sehari-hari mereka serta memasak makanan khas Malaysia juga menjadi pengalaman unik,” terangnya. Dalam acara ini, delegasi Indonesia dan Malaysia juga mengadakan diskusi yang menginisiasi para pemuda kedua Negara untuk menciptakan hubungan yang lebih baik.