Guna memambah wawasan mahasiswa, Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mendatangkan dua professor asal Yamagata University Jepang untuk menjadi dosen tamu pada Senin (8/10) di Ruang Sidang Gedung Pascasarjana UMY. Pada kuliah tamu kali ini, kedua akademisi memberikan materi yang berbeda, yaitu ekosistem organisme tanaman padi di sawah dan penggunaan jamur mikoreza untuk meningkatkan kandungan fosfor pada tanah.
Prof. Hironori Yasuda selaku pengisi kuliah menjelaskan bahwa organisme yang ada pada sawah memiliki fungsi yang penting, yaitu sebagai penyeimbang ekosistem di lingkungan tersebut. Hironori pun menambahkan bahwa keong sawah adalah salah satu hewan yang bisa menambah kesuburan pada tanah yang ditanami padi. “Kesuburan pada sawah bisa ditingkatkan menggunakan keong. Hal ini bisa terjadi karena keong sawah memakan tumbuhan alga, kemudian kotoran dari hewan tersebut bisa meningkatkan nutrisi pada tanah,” ujarnya.
Namun demikian, ia menyampaikan kepada para mahasiswa bahwa tidak semua keong bisa meningkatkan kualitas tanah. Ada pula jenis keong yang bisa menjadi hama bagi padi, seperti hama keong emas yang menjadi momok bagi petani Tanah Air. Hironori menjelaskan bahwa keong emas bukan organisme asli Indonesia, melainkan berasal dari daerah Amerika Selatan. “Tidak semua keong bisa meningkatkan kesuburan sawah, tetapi ada juga keong yang menjadi hama padi, yaitu keong emas. Petani di sini sering mengalami gagal panen disebabkan banyak keong emas yang berkembang biak di sawah mereka. Padahal hewan itu bukan asli Indonesia,” imbuhnya.
Pada sesi kedua, giliran Prof. Keitaro Tawaraya memberikan materi kepada mahasiswa Agroteknologi angkatan 2018 mengenai fungsi jamur mikoriza yang memiliki fungsi untuk meningkatkan penyerapan fosfor untuk tanaman. “Fosfor merupakan elemen penting bagi tanaman, semakin banyak kandungan fosfor dalam tanah, maka tanaman akan semakin subur. Penelitian yang sudah saya lakukan menemukan fakta bahwa jamur mikoriza dapat meningkatkan jumlah penyerapan fosfor bagi tumbuhan,” tutur Keitaro.
Ia juga menjelaskan bahwa jamur mikoreza dapat mengembalikan tanah bekas tambang yang sudah rusak. Kitaro pun pernah melakukan penelitian di salah satu daerah di pulau Sumatra. “Fosfor bisa diaplikasikan di bekas tambang untuk mengembalikan kondisi tanah yang sudah rusak menggunakan jamur Mikoreza. Saya pernah melakukan penelitian pada tanah bekas tambang di Pulau Sumatra dan berhasil,” pungkasnya. (ak)