Sebagai upaya mengkaji lebih dalam dan menginisiasi proses revitalisasi untuk mendukung semakin meningkatkan jumah dan kualitas karya serta jurnal ilmiah, termasuk buku publikasi dalam civitas akademika, eksistensi Muhammadiyah University Press (UMY Press) perlu ditingkatkan kembali keberadaannya.
Demikian disampaikan Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan, Penelitian, dan Masyarakat –Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (LP3M) UMY, Mukti Fajar N.D., M.Hum dalam Sarasehan UMY Press, di Kampus Terpadu, Rabu (5/1).
Menurutnya, hampir seluruh perguruan tinggi negeri maupun swasta dalam dan luar negeri tidak henti mengembangkan sekaligus menyebarkan beragam ide, gagasan, dan teori maupun metodologi baru, serta hasil riset mutkahir dalam pengembangan sains, teknologi, seni dan ilmu pengetahuan, salah satunya melalui buku atau karya ilmiah.
Meskipun kemajuan informasi dan teknologi, terutama dalam dunia pengetahuan dan penyebaran nalar intelektualisme kaum akademis perguruan tinggi dengan udah dapat diakses melalui e-book atau e- library, Mukti mengakui keberadaan buku dan karya ilmiah masih perlu untuk digagas, diterbitkan, dan disebarluaskan. “Kemunculan karya ilmiah yang lahir dari para akedemisi tak dapat dibendung apalagi dibatasi kreativitasnya. Oleh karenanya, harapan, peluang, sekaligus potensi itulah yang perlu difasilitasi dan diorbitkan oleh LP3M UMY secara terencana, penuh komitmen, dan ketekunan,” terang Mukti.
Ia menambahkan, kendati pasar buku kadang menggeliat, lesu, dan tak jarang jenuh dengan tema buku fiksi dan non fiksi yang cenderung seragam dan monoton, namun karya dan kreativitas penulis dari kaum akademisi perguruan tinggi tetap akan terus bermunculan dalam era global ini. “LP3M UMY yakin akan lahir generasi baru yang kreatif, cerdas, dan mempunyai pergaulan lintas batas, pengetahuan, serta horizon yang luas dari perguruan tinggi. Hal ini lah yang harus disemaikan sejak dini demi mencerahkan kehidupan bangsa, Negara, dan agama melalui jendela ilmu pengetahuan mengingat buku merupakan kunci peradaban baru,” jelas Mukti.
Sementara itu, Direktur Gadjah Mada University Press, Muhammad Munandar, yang juga hadir dalam sarasehan tersebut mengungkapkan, university press tidak dapat memosisikan diri sebagai perusahaan yang semata-mata mencari laba (pure business) sebagaimana halnya dengan perusahaan penerbit swasta pada umumnya. “Sebuah university press harus bersedia pula menerbitkan naskah buku yang sangat penting bagi pengembangan ilmu, emskipun tidak profitable,” ujarnya.
Ia juga memaparkan jika Muhammadiyah University Press mempunyai keunggulan karena mempunyai sekian banyak perguruan tinggi di hampir semua kota besar di Indonesia yang pastinya bias menjadi sumber naskah dan sekaligus menjadi pasar potensial yang tidak pernah kering.