Krisisnya identitas yang dialami mahasiswa saat ini disebabkan karena telah terkontaminasi oleh pemikiran yang keliru. Untuk itu sebuah identitas yang sebenarnya kembali harus diperkuat terutama dalam diri mahasiswa yang baru akan menempuh perkuliahan.
Hal ini disampaikan oleh Dr Hamid Fahmi Zarkasyi Wakil rector III ISID Gontor saat menigisi kuliah umum dengan tema “Memperkokoh Aqidah Dengan Cara Membendung Pemikiran Deskrutif dalam Rangka Mempersiapkan Calon Penengak Hukum yang Berkarakter, Adil, Jujur, dan Anti Korupsi.” Hadir dalam acara tersebut yaitu Mahasiswa Baru Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FH UMY) dan beberapa dosen.
Menurut Hamid, mahasiswa itu memerlukan identitas diri. Identitas itu diterapkan dalam bentuk sikap baik itu sikap dalam sosial, politik, dan hukum. Inti dari semua itu adalah ilmu pengetahuan. “Saya ingin menerapkan kepada Mahasiswa FH mengenai aspek perjuangan islam dan ingin menekankan bahwa tantangan kita sebagai umat islam itu sangat besar. Tujuannya agar mahasiswa tahu apa yang mereka harus lakukan,” Paparnya.
Hamid menjelaskan yang dimaksud tantangan besar itu berasal dari peradaban barat. Peradabatan barat itu dalam bentuk ilmiah. Selain itu juga berbentuk hedonisme dan pluralisme yang disampaikan melalui media massa. ”Tantangan besar tersebut sangat kompleks. Kita tidak bisa beragumen bahwa sistem kapitalis itu salah karena itu adalah sistem yang bisa dikaji secara ilmiah” jelasnya.
Kegiatan ini sangat penting untuk dilaksanakan, dengan harapan agar mahasiswa tahu apa yang harus mereka lakukan dan bisa hadir di tengah-tengah masyarakat yang masih membutuhkan identitas. “Mahasiswa harus memiliki kelebihan-kelebihan dan mempunyai respon terhadap tantangan dan menunjukkan identitas dengan ilmu dan agama,” ungkapnya.
Harapan besar untuk mahasiswa hukum sendiri bahwa agar mereka bisa menjadi sarjana syari’ah. Nantinya jika telah berprofesi sesuai dengan jurusan mereka, maka mereka telah diwarnai oleh perjuangan Islam. “Kegiatan ini sangat positif karena bisa mengisi kekosongan yang hanya mempelajari ilmunya masing-masing tanpa mengindahkan nilai-nilai keislaman,” tandasnya.
Kegiatan ini juga dibarengi dengan penandatanganan MoU yang dilakukan oleh FH UMY dan ISID Gontor tentang beberapa agenda, salah satunya dalam hal pemberian Double Degree. Sehingga nantinya mahasiswa yang lulus akan bisa memperoleh gelar Sarjana Hukum (SH) dan Sarjana Hukum Islam. (Sakti & Dini)