Film Subuh (Miracle at Dawn) kembali mendapatkan apresiasi penghargaan. Film ini terpilih dalam Family Sunday Movie edisi April 2022 yang dihelat oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Pengumuman langsung disampaikan oleh Sandiaga Uno, Menteri Kemenparekraf secara daring pada Jumat (22/4/22). Ada 109 submisi film, dengan dua yang akhirnya terpilih, yakni film “Subuh” sebagai pemenang pertama, dan film “Jagat” di posisi kedua.
Ada yang menarik di balik layar produksi film Subuh. Film ini berawal dari hasil skripsi filmmaker-nya yang saat itu masih menjadi mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Achmad Rezi Fahlevie dan Muhammad Wahyu Saputra saat itu membuat skripsi yang luarannya (outcomes) adalah karya, salah satunya film. Keduanya pun membuat film “Subuh” melalui Noise Films dengan Levie sebagai sutradara, Wahyu sebagai produser, dan Budi Dwi Arifianto dosen pembimbing skripsi keduanya yang juga sekaligus menjadi co-produser.
“Konsep awal pembuatan film “Subuh” ini long take tanpa cut. Dalam proses pra produksi, ada insight dari dosen pembimbing untuk memasukan konflik lebih kuat,” ujar Levie saat dihubungi pada Kamis (28/4).
Levie juga menceritakan bahwa proses kreatif film “Subuh” ini bermula dari pengalaman Kuliah Kerja Nyata (KKN) UMY yang dia dan teman-temannya jalani di sebuah desa di Magelang yang berpenduduk mayoritas Kristiani. Dalam kesehariannya warga menggunakan atribut yang biasa penduduk muslim pakai, yakni sarung dan peci. Kehidupan toleransi antar warga pun berjalan dengan baik.
“Film ini memiliki konsep pengemasan film, karena ide film tentang toleransi itu banyak tapi di film Subuh ini cara bertuturnya beda,” ujar Levie.
Produksi film “Subuh” ini dilakukan saat Covid-19 di tahun 2020 dengan protokol kesehatan yang ketat, dan pertama kali rilis di awal bulan 2021. Berdasarkan masukan dosen pembimbing, konsep film pun sederhana dengan kisahnya yang bernarasi tentang toleransi. Levie menjelaskan konsep film ini juga berdasarkan pengalamannya dalam film Cerita Masa Tua (2018) yang mengedepankan semiotika. Produksi akhirnya dilakukan di satu rumah dengan 13 kru dan 2 pemain.
“Membuat karya sebagai luaran skripsi itu yang penting gagasannya sederhana namun kuat. Jangan sampai goals-nya hanya lulus saja, namun juga harus banyak ditonton dan menjadi branding kita untuk masuk ke dunia kerja serta portofolio,” pesan Levie kepada mahasiswa yang ingin berkarya.
Film Subuh sebelumnya sudah banyak diputar dalam berbagai festival film dan mendapat beberapa nominasi dan penghargaan yaitu Film Terbaik 1 di Universitas Andalas, Padang 2021; Penyunting Gambar Terbaik di Festival Film Klaten 2021; Nominasi Sutradara Terbaik di Festival Film Klaten 2021; Nominasi Penulis Naskah Terbaik di Festival Film Klaten 2021; Nominasi Pemeran Utama Terbaik di Festival Film Klaten 2021; Nominasi Film Terbaik di Festival Film Klaten 2021; Nominasi Ide Cerita Terbaik di Festival Film Islami Lampung 2021; Nominasi Film Terbaik di Festival Film Islami Lampung 2021; Nominasi Pemeran Utama Terbaik di Festival Islami Lampung 2021; Nominasi Penulis Naskah Terbaik di Bogor Independent Film Festival 2021.
Lalu Film Kedua Terbaik di Tebas Amikom, Yogyakarta 2021; Sutradara Terbaik di Festival Film Islami Lampung 2021; Film Terbaik 1 di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2021; Sutradara Terbaik di Universitas Mataram Lombok 2021; Penulis Naskah Terbaik di Universitas Mataram Lombok 2021; Aktor Terbaik di Universitas Mataram Lombok 2021; Film Terbaik 1 di Universitas Mataram Lombok 2021; Film Terbaik di Bogor Independent Film Festival 2021; Sutradara Terbaik di Bogor Independent Film Festival 2021; Official Selection Sewon Screening, Yogyakarta 2021; Nominasi Film Terbaik Psychology Film Festival UNAIR Surabaya 2021; Nominasi Film Terbaik Kinema Cinema di Universitas Muhammadiyah Surakarta 2021; Film Terbaik di Artspiration Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 2021; Official Selection Sinema Akhir Tahun ISI Surakarta 2021; Nominasi Film Terbaik di Festival Film Jambi 2021; Film Terbaik di Festival Film Sumedang 2021; Penulis Naskah Terbaik di Festival Film Sumedang 2021; Official Selection di Parade Film MMTC, Yogyakarta 2022; dan Finalis Apresiasi Kreasi Indonesia 2022.