Kabar gembira kembali dirasakan oleh Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang telah berhasil mempertahankan akreditasi unggul dari LAM-PTKES (Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia). Setelah melalui perjalan yang cukup Panjang dalam persiapan reakreditasi, FKG UMY menerima visitasi LAM-PTKes dalam rangka asesmen lapangan pada tanggal 28-30 Juli 2024 lalu. Hasil asesmen tersebut mengumumkan bahwa prodi kedokteran gigi dan prodi Pendidikan profesi kedokteran gigi meraih akreditasi unggul dengan skor 377 untuk prodi Kedokteran Gigi dan 376 untuk prodi Pendidikan Profesi Dokter Gigi.
drg. Edwyn Saleh, Sp.BMM, MARS, Dekan FKG UMY mengungkapkan rasa syukur atas capaian tersebut. Menurutnya, capaian ini berkat rahmat Allah dan kerja keras tim dalam 5 tahun terakhir. Terutama mengingat FKG merupakan fakultas yang relatif baru yang sebelumnya tergabung dengan FKIK (Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan).
“Alhamdulillah pencapaian unggul ini menunjukkan bahwasanya apa yang kami laksanakan, yang kami tulis dalam dokumen dan diakhiri dengan assesmen lapangan semuanya sesuai dengan yang sudah menjadi tolak ukur di LAM-PTKES. Skor kami juga naik 7 poin yang menunjukkan bahwa ada peningkatan dari akreditasi sebelumnya,” kata dokter spesialis prostodonsi itu, Senin (19/8) saat ditemui Humas UMY di ruang kerjanya.
Capaian ini membuktikan upaya yang dilakukan oleh sumber daya manusia dan tenaga kependidikan yang ada di FKG UMY sudah berada dalam koridor atau rel yang benar, sehingga berhasil mendapatkan raport atau hasil yang sesuai.
“Capaian ini tentu akan menambah semangat kami. Selain mempertahankan, tentunya juga akan meningkatkan bahwa apa yang kita lakukan selama ini tidak sia-sia,” tegasnya.
Dampak dari akreditasi unggul ini dinilai sangat signifikan bagi FKG UMY, terutama sebagai institusi pendidikan kedokteran gigi swasta. Edwyn mengatakan, status akreditasi menjadi modal utama untuk menarik calon mahasiswa, mengingat orang tua dan calon mahasiswa seringkali mempertanyakan status akreditasi.Tidak hanya itu, akreditasi unggul juga memengaruhi peluang alumni dalam memasuki program spesialis, yang seringkali mensyaratkan fakultas dengan status unggul.
“Pembatas antara PTS dan PTN itu mungkin hanya di biayanya. PTN mendapatkan subsidi dari pemerintah, sementara PTS tidak mendapatkan subsidi sehingga biayanya lebih mahal, tapi dalam segi levelnya sudah head to head, karena sama-sama mendapatkan akreditasi yang sama, yaitu unggul. Itulah yang direspon mahasiswa dan menambah kepercayaan diri mereka,” tuturnya.
Ke depannya Edwyn mengaku, FKG memiliki target untuk bisa berkompetisi tidak hanya di tingkat nasional, tapi juga tingkat internasional.
“Dengan capaian ini, kami berencana akan menambah kemampuan civitas academica FKG UMY untuk bisa berkompetisi di tingkat internasional. Selain itu kami berharap ke depannya juga bisa memiliki program internasional,” pungkasnya. (Mut)