Berita

FKIK UMY Kirimkan Mahasiswa Hadiri 20th International Camp for Medical Student 2022

Federation of Islamic Medical Associations (FIMA) kembali menggelar acara tahunan mereka yang bertajuk International Camp for Medical Student. Menjadi tahun ke-20 semenjak acara ini diluncurkan, Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah dan menggandeng Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sebagai co-host. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UMY pun turut mengirimkan perwakilan mahasiswanya untuk mengikuti acara yang berlangsung dari 30 November hingga 4 Desember 2022 ini.

FIMA merupakan sebuah asosiasi lembaga kesehatan islam di dunia yang bertujuan untuk menyediakan wadah bagi dokter muslim di seluruh dunia dalam bidang pendidikan, kamp mahasiswa dan bantuan kemanusiaan serta medis. Sebagai organisasi nirlaba dan tidak terafiliasi dengan kepentingan politik, tercatat ada 29 Islamic Medical Association (IMA) dan 17 anggota asosiasi yang tersebar di dunia, dimana Indonesia menjadi salah satu negara anggota dengan nama Indonesian Islamic Medical Association (IIMA).

dr. Iman Permana, M.Kes., Ph.D selaku komite menyampaikan jika terdapat enam negara yang menghadiri International Camp for Medical Student 2022. “Negara peserta berasal dari Saudi Arabia, Malaysia, Bangladesh, Turki, Palestina, dan tentu saja Indonesia. Dari Indonesia sendiri terdapat beberapa universitas lain selain UMY yang mengikuti acara ini, seperti Universitas Andalas dan Universitas Sebelas Maret yang juga tergabung ke dalam IIMA,” jelas Iman saat dihubungi pada Rabu (14/12).

FKIK UMY mengirimkan 3 perwakilan peserta dari total sekitar 100 peserta yang mengikuti kamp yang berlokasi di Karanganyar ini. Iman menjelaskan bahwa perwakilan dari UMY terdiri dari 2 orang lulusan dan 1 mahasiswa Ilmu Keperawatan. “Selain mahasiswa juga memang ada lulusan atau fresh graduate yang mengikuti acara ini, karena dari pihak penyelenggara pun memperbolehkan,” ujar Iman.

Kamp yang ditujukan untuk mahasiswa dan lulusan dari bidang kedokteran dan ilmu kesehatan ini, menurut Iman sangat penting untuk pembentukan karakter tenaga kesehatan yang islami. “Tujuannya adalah untuk menjadikan calon lulusan yang nantinya akan berprofesi sebagai healthcare professionals memiliki keterampilan yang tidak hanya digunakan untuk bekerja secara profesional. Namun, juga untuk berdakwah dalam menunjukkan praktik keislaman di bidang kesehatan,” ungkapnya. Ia juga menambahkan bahwa terdapat banyak sekali muatan softskill yang bisa dipelajari dalam kamp internasional ini, sehingga sangat cocok untuk penguatan capacity building bagi mahasiswa.

Selama kamp berlangsung, peserta mendapatkan banyak wawasan dan masukan yang berguna terutama bagi mahasiswa seperti manajemen pribadi dan perencanaan waktu. Hal tersebut menjadi penting mengingat pembelajaran tersebut tidak didapatkan dari bangku kuliah. Iman pun menyampaikan bahwa ini menjadi kesempatan bagi peserta untuk membina relasi dengan peserta lain dari berbagai negara. “Kamp ini juga dapat menjadi peluang bagi UMY untuk menjalin program exchange dengan universitas dari negara lain,” pungkas Iman. (ID)