Berita

Fokuskan Branding UMKM Berdaya Saing Nasional, UMY Peroleh Hibah DRPM-DIKTI Tahap Kedua

Program Pemberdayaan Masyarakat Unggulan Perguruan Tinggi (PPMUPT) yang dilakukan oleh dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Dr. Bambang Jatmiko S.E., M.Si., Dr. Suryo Partolo, S.E., M.Si., Ak., CA., APP-A dan Misbahul Anwar, S.E., M.Si. melakukan pendampingan pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Batik dan Handycraft (Kerajian Serat Alam) di Desa Temanggal, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan tema branding untuk peningkatan daya saing UMKM menuju taraf nasional. Program ini dilakukan dengan memberikan pengetahuan bagaimana membangun branding suatu produk serta pembangunan outlet (shopping center) untuk UMKM Batik dan perluasan lokasi produksi untuk UMKM Handycraft (Kerajinan Serat Alam). Program pengabdian ini juga berhasil mendapatkan hibah pendanaan yang diberikan oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DRPM-DIKTI).

 

Bambang Jatmiko menjelaskan, pemberdayaan ini merupakan kelanjutan program tahun pertama yaitu pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk UMKM Batik Sekarniti dan UMKM Onggo-Onggo Craft dan hasilnya menurut pemilik UMKM tersebut sangat membantu bagi UMKM dan lingkungan sekitarnya, karena pencemaran limbah air UMKM tersebut sudah dapat ditanggulangi dengan IPAL. Pada tahun kedua pengabdian masyarakat ini fokus pada branding, pemasaran, pengembangan outlet (shopping center) untuk Batik Sekarniti dan perluasan lokasi produksi untuk Onggo-Onggo Craft. 

 

“Branding merupakan hal yang sangat penting dalam membangun usaha, dengan adanya branding produk akan lebih dikenal oleh konsumen. Namun, masih banyak UMKM yang mengabaikan aspek ini sehingga perlu adanya pendampingan branding untuk meningkatkan daya saing,” kata Bambang Jatmiko saat dihubungi, Rabu (16/6). 

 

Bambang Jatmiko beserta timnya meyakini bahwa untuk dapat meningkatkan daya saing perlu memperhatikan aspek produk, aspek promosi, aspek harga, dan aspek tempat dalam mengembangkan usaha. Pada saat ini UMKM Batik tersebut baru didampingi oleh tim pengabdi UMY terkait pembuatan outlet yang ditempatkan di lokasi usaha milik keluarga untuk UMKM Batik Sekarniti. Sedangkan Onggo-Onggo Craft didampingi oleh pengabdi UMY terkait dengan perluasan lokasi usaha, yang selama ini dirasa masih sempit dan kurang tertata. 

 

Program pengabdian ini juga dilakukan dengan mengadakan workshop branding dengan pemateri dari masing-masing pengabdi. Ketiga dosen UMY tersebut memberikan materi berbeda, yakni mengenai membangun branding produk, teknologi pemasaran market place, dan daya saing produk. Dalam pertemuan tersebut, antara pengabdi dengan pemilik membahas permasalahan-permasalahan yang terkait dengan masalah UMKM Batik dan UMKM Handycraft. Pemilik Batik pada pertemuan tersebut menyampaikan bahwa secara prinsip branding sangat penting, tetapi karena UMKM mereka masih tergolong kecil sehingga mereka pun lebih memfokuskan sumber daya dan infrasturktur yang masih minim untuk membuat shopping center atau outlet. Agar mereka bisa mendapatkan konsumen baik dari regional maupun internasional, dan yang ingin berkunjung ke desa Temangal, Wijimulyo, Nanggulan, Kulon Progo. 

 

Sementara  pemilik Onggo-Onggo Craft  berbagi sharing tentang pengalaman dalam strategi marketing karena Onggo-Onggo Craft yang fokus pada produk serat alam diakui masih memiliki banyak kendala dengan alat pintal untuk membuat tambang dari serat tersebut. Mereka pun berharap agar para dosen UMY bisa mendampingi dan membantu mereka untuk membuat mesin pintal otomatis yang dapat meningkatkan produksi mereka. “Karena selama ini Onggo Craft masih mengandalkan mesin tradisional dan kurang efektif, sehingga belum menunjang penjualan yang tinggi. Oleh karena itulah, dalam program pengabdian ini kami telah mengakomodir semua permasalahan dan keluh kesah yang disampaikan pemilik UMKM untuk selanjutnya kami dampingi dalam menyelesaikan permasalahannya. Baik melalui pendampingan yang telah kami jadwalkan atau pendampingan di luar jadwal yangs udah ditentukan ketika terdapat hal-hal yang harus didiskusikan,” imbuh Bambang. Melalui program ini, kedua UMKM diharapkan dapat meningkatkan produktivitasnya sehingga mampu berdaya saing nasional di tengah pandemi Covid-19.