Beberapa bulan terakhir di Indonesia sedang berkembang isu terkait dengan genosida terhadap kelompok etnis Muslim Rohingya yang ada di Negara Bagian Rakhine, Myanmar. Krisis kemanusian yang terjadi di Myanmar ini menyebabkan lebih dari 20 ribu orang-orang Rohingya melarikan diri ke Bangladesh. Seperti dilansir dari Detiknews.com, Senin (12/12/2016), Militer Myanmar melakukan pembakaran rumah, pemerkosaan, penyiksaan, bahkan pembunuhan etnis muslim Rohingya.
Isu genosida ini menimbukan respon dari berbagai kalangan masyarakat di Indonesia. Beberapa kalangan melakukan protes dengan melakukan aksi demo di depan Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta dan bahkan beberapa organisasi Islam menawarkan diri untuk berjihad ke Myanmar. Namun, ada yang berbeda dengan respon atau sikap yang dilakukan oleh mahasiswa UMY yang tergabung dalam Forum Mahasiswa NTB UMY.
Pada Sabtu (10/12) di titik Nol KM Malioboro, mahasiswa-mahasiswa UMY tersebut menunjukkan solidaritasnya terhadap kasus genosida muslim Rohingnya dengan penggalangan dana menggunakan konsep pertunjukan seni tradisional. Seni tradisional yang ditampilkan adalah kesenian tradisional yang berasal dari Lombok yaitu Bejanggeran dan Presean. Pertunjukan seni tradisional Lombok ini mampu menyedot banyak antusias dari pengunjung yang ada di kawasan Nol KM Malioboro.
Melalui rilis yang diterima oleh Biro Humas UMY pada Senin (12/12), Hasan Saipul Rizal selaku penanggung jawab acara, menyatakan rasa syukurnya dapat menyukseskan kegiatan panggung amal ini.” Berapa pun dana yang terkumpul tidak akan mampu mengubah rasa kesakitan yang dirasakan oleh saudara kita yang ada di Rohingya. Kini keadaan Rohingya sedang berduka, hak hidupnya dirampas oleh manusia yang tidak bertanggungjawab, sehingga membuat kami tergerak untuk melakukan aksi amal ini,” ungkapnya. Selain itu, mahasiswa UMY yang biasa disapa Hasan ini menyatakan bahwa pentas seni ini sebagai bentuk promosi budaya NTB di Yogyakarta. Dalam acara ini juga berkolaborasi dengan kesenian dari Kalimantan.
Di sisi lain, Nurrahman selaku ketua panitia acara menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian acara puncak dari penggalangan dana yang sudah dilakukan selama seminggu terakhir di beberapa lokasi. “Perolehan dana yang terkumpul sampai dengan malam puncak mencapai Rp 7.684.700,00. Dana ini selanjutnya akan disalurkan kepada kelompok etnis Muslim Rohingya yang ada di Negara Bagian Rakhine, Myanmar,” ujar mahasiswa yang biasa disapa Rahman ini.