Fakultas Teknik UMY terus menunjukkan upaya riil dalam mendorong mahasiswanya untuk terus mengembangkan penelitian dan ilmu pengetahuan. Hal itu dilakukan dengan menggandeng Pusat Penelitian Fisika, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2 Fisika LIPI) dengan menandatangani nota kesepahaman (MoU) pada Selasa (12/04) di Ruang Stadium General Fakultas Teknik UMY.
Penandatanganan MoU tersebut dihadiri oleh Kepala Pusat Penelitian Fisika LIPI, Dr. Bambang Widiyatmoko, M.Eng., dan juga Dekan Fakultas Teknik UMY, Jazaul Ikhsan, S.T., M.T., Ph.D. Ia menyampaikan harapannya bahwa dengan ditandatanganinya MoU ini, Fakultas Teknik UMY dapat lebih mengembangkan penelitian-penelitian yang ada. “Mudah-mudahan setelah ditandatanganinya kerjasama ini, dapat segera ditindak lanjuti dengan kegiatan riil,” ungkap Jazaul Ikhsan.
Nota Kesepahaman yang ditandatangani oleh kedua pihak tersebut ruang lingkupnya meliputi penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; pemasyarakatan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang fisika: teori, laser, instrumentasi dan optoelektronik, geofisika dan material; pertukaran tenaga ahli; tukar menukar dan pemanfaatan data serta informasi; pertemuan ilimiah, seminar dan publikasi; dukungan pembinaan mitra UKM sebagai implementasi teknologi tepat guna; dan kegiatan lainnya yang disepakati oleh kedua belah pihak.
Penandatanganan MoU kemudian dilanjutkan dengan penjelasan singkat Dr. Bambang Widiyatmoko, M.Eng. terkait LIPI sendiri. Dalam pemaparannya, ia menjelaskan tentang P2 Fisika LIPI sendiri, sejarah, visi misi, anggaran dan sarana prasarana yang ada di LIPI. “Dalam P2 Fisika LIPI sendiri terdapat beberapa kelompok penelitian yang antara lain Advanced Ceramic and Material Magnetic, High Temperature Materials and Coating, Fuel Cell, Baterai Lithium, Optoelektronik, Laser, Fisika Teori, dan Geofisika,” ujarnya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan Kuliah Umum “Tantangan dalam Pencegahan Oksidasi dan Korosi Temperatur Tinggi pada Sistem Pembangkit,” oleh Dr. Toto Sudiro, salah satu peneliti dari kelompok High Temperature Materials and Coating, P2 Fisika LIPI. Dalam paparannya ia menyampaikan bahwa Indonesia sebenarnya menghasilkan batubara berkualitas tinggi. Batubara tersebut menurutnya dapat dijadikan sebagai bahan pembangkit listrik yang cepat dan saat ini Pemerintah juga sudah mulai concern dengan pembangkit listrik Batubara. “Namun justru Batubara yang berkualitas bagus tersebut diekspor keluar negeri seperti Jepang. Sedangkan Indonesia sendiri menggunakan batubara berkualitas menengah dan rendah,” terang Toto. Hal itulah yang kemudian sangat disayangkan oleh Toto.
Ia juga menjelaskan cara mencegah oksidasi dan korosi temperatur tinggi pada sistem pembangkit, dengan menggunakan sistem coating dengan material yang memiliki sifat mekanik baik namun sekaligus memiliki daya tahan terhadap korosi, oksidasi dan erosi. Coating yang dimaksud merupakan material pelindung sistem pembangkit, yang disebut dengan Thermal Barrier Coating System (TBC System). “TBC System tersebut memiliki dua lapisan yakni lapisan metallic brandcoal dan ceramic topcoat,” jelasnya. (Deansa)